SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Antara//Fikri Yusuf)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 100 peternak anggota Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin) Kabupaten Sragen bakal disasar program kredit usaha rakyat (KUR) yang diwujudkan dalam 1.000 ekor sapi tahun ini.

Ketua Aspin Sragen, Sri Warsito, mengemukakan proses pengajuan program KUR  dalam bentuk sapi untuk peternak itu sudah memasuki tahap pemberkasan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Semua peternak wajib memiliki kandang sapi dan agunan sesuai dengan paket kerja sama yang diikuti. Nantinya, masing-masing peternak akan mendapatkan 10 ekor sapi sehingga dibutuhkan total 1.000 ekor sapi.

“Dalam kerja sama ini, peternak tidak dibebani angsuran. Untuk pakan konsentrat disediakan oleh Aspin. Peternak bisa membayar hasil penggemukan atau pembesaran kepada bank setelah panen. Keuntungan dari program ini, 25% untuk Aspin dan 75% untuk peternak,” terang Sri Warsito, kepada Solopos.com, Rabu (15/7/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Demo Tolak Jual Sawah untuk Pabrik Sepatu, Ini Aspirasi Petani Bonagung Sragen

Dari target 100 peternak, baru ada 50 peternak di Sragen yang mengikuti program itu. Ke-50 peternak itu sudah bersepakat untuk menjalin kemitraan dengan dunia perbankan dan asuransi.

Kesepakatan itu dibuat dalam sarasehan yang dihadiri Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah (Jateng), Lalu Muhammad Syafriadi, di Plosorejo, Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, Selasa (14/7/2020).

Dengan asuransi, ternak sapi yang mati karena faktor kelahiran, kecelakaan, sakit atau hilang karena dicuri bakal mendapat ganti dari perusahaan asuransi.

Ketua DPRD Termiskin Se-Jateng, Suparno Utamakan Pendidikan Anak Ketimbang Tambah Aset

Terdapat dua paket yang bisa diikuti peternak yakni paket pembesaran selama 11 bulan dan paket penggemukan selama tujuh bulan senilai sekitar Rp130.000.000.

Margin Untung Petani

Untuk paket pembesaran, peternak di Sragen akan dapatkan 10 ekor sapi usia enam bulan dengan bobot 100-250 kg. Setelah dirawat selama 11 bulan, sapi itu ditarget memiliki bobot 425 kg.

Sementara untuk paket penggemukan, peternak akan dapat bantuan 10 ekor sapi dengan bobot 350-400 kg. Setelah dirawat selama tujuh bulan, sapi itu ditarget memiliki bobot 550-600 kg.

“Target kenaikan bobot untuk pembesaran itu 1 kg/hari, tapi riilnya mungkin sekitar 0,7 kg/hari. Itu sudah ada margin untung untuk petani. Sementara target kenaikan bobot untuk penggemukan itu 1,5 kg/hari. Untuk mendukung target bobot itu, kami menyediakan konsentrat yang sudah diolah dan diberi nutrisi untuk sapi,” terang Ketua Aspin Nasional, Suparno.

Kronologi Kecelakaan Truk VS Truk di Sragen hingga Sopir Tewas Tergencet

Kepala Disnakkeswan Jateng, Lalu Muhammad Syafriadi, berharap program pembesaran dan penggemukan 1.000 ekor sapi itu bisa mendukung terwujudnya swasembada daging di Jateng pada 2026.

“Di satu sisi, kami menargetkan 600.000 [ekor] akseptor dan target kelahiran 380.000 ekor. Harapan kami, populasi sapi di Jateng terus meningkat sehingga swasembada daging itu bisa terwujud pada 2026,” papar Syafriadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya