SOLOPOS.COM - Peserta program balik kerja gratis Lebaran 2024 bersama Kemenag Jateng berfoto sebelum berangka dari Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jumat (19/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 1.000 orang mengikuti program balik gratis yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Agama atau Kanwil Kemenag Jateng pada Lebaran 2024. Sebanyak 350 orang peserta program tersebut berangkat dari Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Jumat (19/4/2024),

Ada tujuh bus yang berangkat dari AHD Boyolali dan membawa ratusan pemudik kembali ke tanah perantauan di Jakarta dan Bandung. Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad, mengatakan total se-Jawa Tengah ada 1.000 peserta yang diangkut menggunakan 20 bus.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Masing-masing bus mengangkut 50 peserta balik gratis. Ia menjelaskan selain tujuh bus di AHD Boyolali, ada tiga bus berangkat dari Semarang, tiga bus dari Rembang, dua bus dari Magelang, dua bus dari Purwokerto, dan tiga bus dari Pemalang.

Ini adalah program balik gratis perdana yang digelar Kemenag Jateng. Musta’in mengapresiasi para pemudik yang ikut menghangatkan suasana Lebaran di Jawa Tengah dengan penuh keceriaan, rukun, dan damai.

“Anak-anak yang juga mengikuti program ini pasti memiliki kesan dan punya cerita indah bertemu dengan kakek-nenek dan keluarganya. Untuk mengapresiasi ini semua, atas perintah Pak Menteri [Agama], Kanwil Jateng diminta memberikan support saat arus balik,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela pemberangkatan arus balik.

Lebih lanjut, Musta’in mengatakan program balik gratis bersama Kemenag Jateng tidak dibiayai dari anggaran pemerintah. Namun, berasal dari dana gotong royong Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Jawa Tengah.

Ia menjelaskan program Kemenag Jateng dibuat balik gratis untuk membantu masyarakat kembali ke perantauan. “Bisa jadi ketika di kampung saking dermawannya, uangnya habis. Beli tiket juga susah, jadi sebisa mungkin kami bantu,” jelas dia.

Membantu Pekerja Nonformal

Selanjutnya, dipilih waktu balik gratis bukan pada waktu umumnya untuk membantu pekerja nonformal seperti pedagang, penjaga warung, dan lain-lain kembali ke perantauan.

“Jadi guyonannya bisa jadi karena persoalan susahnya tiket, bisa jadi karena susahnya dompet. Itulah mengapa kami pilih hari ini agar afirmasinya lebih terasa bagi mereka,” jelas Musta’in.

Ia menjelaskan antusiasme masyarakat untuk mengikuti program balik gratis bersama Kemenag Jateng sangat luar biasa. Bahkan, ada beberapa pendaftar yang ditolak karena kuota telah terpenuhi. Musta’in berharap pada tahun depan program balik gratis bisa digelar dengan kuota lebih banyak.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki, menyampaikan program balik kerja gratis bersama Kemenag menjadi ikhtiar untuk memberikan kemudahan bagi para pemudik yang bakal kembali ke kota tujuan masing-masing.

“Selain di Jateng, kemarin sudah terselenggara di Jawa Barat. Insyaallah nanti di Jawa Timur. Ada di Pulau Jawa, total banyak, rata-rata di atas 20-30 bus di setiap provinsi,” kata dia.

Saiful berpesan kepada para pemudik untuk tetap menjaga kerukunan, harmonisasi, dan sikap di perantauan. Ia juga berharap program tersebut bisa berkelanjutan di tahun depan. Ia mengatakan para pemudik mendapatkan kaus seragam, snack, dan makan siang di titik peristirahatan.

Hemat Biaya Perjalanan

Sementara itu, salah satu peserta mudik asal Nguter, Sukoharjo, Alex, mengaku terbantu dengan adanya program balik kerja gratis bersama Kemenag Jateng. Alex berterima kasih kepada Kemenag Jateng atas kesempatan yang diberikan.

Ia mengaku mendapatkan informasi terkait balik kerja gratis bersama Kemenag dari grup WhatsApp. Alex langsung mendaftarkan diri dan keluarganya mengikuti program tersebut.

Ia menjelaskan bakal berangkat ke Bandung bersama lima orang anggota keluarganya. Total ada enam orang bersama dirinya yang mengikuti program balik kerja gratis.

“Saya merasa terbantu dengan program balik kerja gratis yang diselenggarakan Kemenag Jateng. Tentu program seperti ini sangat membantu untuk warga dengan ekonomi menengah ke bawah seperti saya,” kata buruh harian lepas tersebut.

Ia menjelaskan saat kembali dari Bandung ke Sukoharjo juga mengikuti program gratis dari salah satu instansi. Dengan adanya program mudik-balik gratis, ia bisa bertemu dengan keluarga dan menghemat jutaan rupiah.

“Uang yang dibudget untuk naik bus bisa diberikan ke orang tua. Enam orang semisal dirata-rata satu orang Rp500.000, enam orang sudah hemat Rp3 juta. Pulang-balik hemat Rp6 juta,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya