SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyintas Covid-19 (Istimewa)

Solopos.com, TANGERANG -- Seorang penyintas Covid-19 asal Tangerang menceritakan pengalamannya dua kali terinfeksi Covid-19. Penyintas Covid-19 yang merupakan pria berinisial JK itu kali pertama terpapar pada Maret dan kembali terpapar Covid-19 pada Juli 2020.

Saat kali kedua terpapar Covid-19, tak hanya JK. Sang istri dan anak mereka juga terinfeksi Covid-19. Menurut dia, gejala dua kali terpapar Covid-19 tersebut berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekitar tanggal 14-27 Maret 2020, saya mengalami demam dengan suhu antara 37,5-39,2 derajat Celcius, serta batuk-batuk kering. Tenggorokan saya pun terasa kering selama periode tersebut,” kata dia seperti dikutip dari laman kawalcovid19.id, Sabtu (14/11/2020).

Ini Daftar 5 Kecelakaan di Perlintasan KA yang Makan Korban Jiwa, Ada yang Disengaja

Selain demam dan batuk, gejala lain yang dia alami adalah badan terasa sakit dan lemas dan suhu tubuh naik-turun. Selama kasus pertama terinfeksi Covid-19, dia juga mengalami sesak napas. “Kondisi saya yang sudah sangat kritis dan saturasi di angka 75. Napas saya pun sudah tersengal-sengal,” lanjut dia.

Setelah 26 hari dirawat di RS dengan hasil dua kali tes swab negatif, JK diperbolehkan pulang. Dia masih harus memulihkan sistem pernapasan dan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah. Selanjutnya, dia kembali aktif bekerja tanpa keluhan lebih lanjut.

Namun, pada awal Juli 2020, istri JK merasakan tenggorokannya kering, mengalami batuk, dan demam sampai 38,9 derajat Celcius. Tiga hari kemudian, istri JK mengeluh tidak bisa mencium aroma minyak kayu putih sama sekali.

KPU Boyolali Kaji Skenario Pelaksanaan Coblosan Pilkada Jika Merapi Erupsi

Infeksi Kedua Tanpa Gejala

Saat itu juga JK membawa sang istri untuk menjalani tes swab. Hasilnya sang istri positif terinfeksi Covid-19. JK dan sang anak pun mengikuti tes swab dengan hasil positif.

Berbeda dengan paparan Covid-19 yang pertama, kali ini JK tidak mengalami gejala alias merupakan orang tanpa gejala (OTG). “Anak kami dan saya sendiri tidak mengalami gejala apapun sehingga kami hanya perlu melakukan isolasi mandiri di rumah,” ujar dia. Kini keluarga JK telah sembuh, namun tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Solopos.com sebelumnya mewartakan Penasihat Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Diah Saminarsih, mengatakan berdasarkan pedoman WHO, terbuka kemungkinan untuk terjadinya reinfeksi atau kembali terinfeksi virus Covid-19.

Aktivitas Gunung Merapi Stabil Tinggi, Masih Ada Guguran Indikasi Desakan Magma

Hal senada disampaikan Heri Munajib, dokter dari Perhimpunan Dokter Nadhlatul Ulama (PDNU). Heri menyebut penyintas Covid-19 berpotensi terinfeksi lagi atau mengalami infeksi berulang.

Kenyataan itu, menurut dia sudah terbukti dalam beberapa kasus di Indonesia. Beberapa pasiennya terinfeksi Covid-19 sampai dua kali.

“Terbukti ada teman saya ya dia kena lagi dan akhirnya isolasi lagi. Gejala pertamanya ringan kemudian sembuh, dan ketika ter-reinfeksi gejalanya memberat, tapi sekarang sudah membaik. Jadi tetap risiko reinfeksi itu ada,” kata dia pada diskusi publik beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya