SOLOPOS.COM - Ilustrasi kaki-kaki mobil. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Kaki-kaki Low Cost Green Car (LCGC) disebut lebih lemah jika dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya. Apakah demikian? Berikut kata ahli.

Kepala Mekanik Bengkel Jayanti Cabang Antasari Muhidin menilai ketahanan kaki-kaki LCGC memang lebih lemah jika dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya sehingga memiliki risiko kerusakan yang lebih tinggi.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Dalam keterangan persnya pada Sabtu (16/3/2024), Muhidin menyampaikan bahwa kaki-kaki LCGC lebih lemah karena struktur dan komponennya lebih ringan dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya. “Dibandingkan MPV, SUV, sedan, dan hatchback, mobil tipe LCGC memiliki risiko kerusakan sistem suspensi yang lebih tinggi,” katanya.

“Risiko kerusakan tersebut akan menjadi lebih tinggi lagi ketika mobil digunakan untuk mengangkut beban berlebih atau sering melintasi jalan yang rusak,” ia menambahkan.

Muhidin menyampaikan bahwa shockbreaker pada kendaraan berperan dalam memberikan rasa nyaman kepada pengendara dan penumpang.

“Ketika komponen ini mulai melemah atau bocor, efeknya akan merembet ke komponen lain seperti support shock dan bushing arm. Ketiga komponen ini saling terhubung, sehingga kerusakan pada satu bagian dapat dengan cepat menjalar ke bagian lain dalam sistem suspensi,” ia menjelaskan.

Muhidin menyampaikan bahwa bengkelnya menyediakan layanan perbaikan kaki-kaki kendaraan untuk mengembalikan kenyamanan berkendara.

“Dalam mengatasi masalah kaki-kaki mobil, Bengkel Jayanti menawarkan paket rekondisi yang mencakup perbaikan shockbreaker, baik bagian depan maupun belakang,” katanya.

Menurut dia, paket rekondisi menawarkan peningkatan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara tanpa harus mengeluarkan biaya penggantian komponen.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Erick Thohir Lebur 7 BUMN Karya Jadi 3 Perusahaan

Erick Thohir Lebur 7 BUMN Karya Jadi 3 Perusahaan
author
Newswire , 
Chelin Indra Sushmita Selasa, 19 Maret 2024 - 17:43 WIB
share
SOLOPOS.COM - Erick Thohir. (BPMI Setpres)

Solopos.com, SOLO — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, akan menggabungkan tujuh BUMN Karya atau yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan.

“Kita dalam proses menggabungkan dari tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya,” kata Erick di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Adapun ketujuh perusahaan karya tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Erick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya. Saat ini, Kementerian BUMN sudah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.

Koran Solopos

Lebih lanjut, Erick memaparkan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya serta Nindya Karya akan bergabung dan berfokus pada proyek pembangunan air, rel, dan konteks lainnya.

Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, institusional building dan residential comercial.

“Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke tol road, tapi dia fokus ke seaport dan airport. Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya,” ujar Erick seperti dikabarkan Antara.

Emagazine Solopos

Erick mengatakan, PP akan menjadi holding atau induk perusahaan untuk penggabungan bersama Wijaya Karya.

Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus mendorong konsolidasi agar korporasi negara tersebut memiliki spesialisasi dan keahlian. Proses ini juga akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.

Sebelumnya, Erick optimistis BUMN hanya akan terdiri dari 30 perusahaan saja untuk fokus pada tugas masing-masing.

Interaktif Solopos

“Kita masih optimis, kita menjadi 30 BUMN saja. Kita kurangkan lagi supaya fokus ke jenis-jenis yang kita harus hadir sebagai negara, tidak perlu semuanya,” ujar Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR RI.

Erick menyampaikan, Kementerian BUMN masih memiliki waktu untuk berkonsolidasi hingga Oktober 2024 atau sebelum masa jabatannya berakhir.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Penganiayaan Anak Tiri di Nogosari Boyolali Direka Ulang, Total Ada 36 Adegan

Penganiayaan Anak Tiri di Nogosari Boyolali Direka Ulang, Total Ada 36 Adegan
author
Suharsih Selasa, 19 Maret 2024 - 17:42 WIB
share
SOLOPOS.COM - Tersangka kasus penganiayaan anak tiri hingga meninggal dunia menjalani rekonstruksi kejadian di Dukuh Sajen, Desa Guli, Nogosari, Boyolali, Selasa (19/3/2024). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Tim Satreskrim Polres Boyolali menggelar reka ulang atau rekonstruksi kasus penganiayaan hingga hilangnya nyawa anak usia tiga tahun oleh ayah tirinya di Dusun Sajen, Desa Guli, Nogosari, Boyolali, Selasa (19/3/2024).

Proses rekonstruksi dilakukan bekerja sama dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Kabupaten Boyolali. Rekonstruksi digelar di Dusun Sajen, Desa Guli, Kecamatan Nogosari, Boyolali, pada Selasa siang.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Ada 36 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi tersebut, baik di dalam maupun di luar rumah tempat kejadian perkara. Proses rekonstruksi dipantau secara ketat oleh aparat kepolisian serta serta dengan pengamanan dari Polsek Nogosari, gabungan personel Polres Boyolali, dan Koramil 13/Nogosari.

Kapolres Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi melalui Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, menyampaikan rekonstruksi berlangsung dari pukul 10.20 WIB hingga 11.15 WIB di rumah yang ditempati tersangka bersama korban dan ibu korban.

Koran Solopos

Kegiatan itu dihadiri pula oleh keluarga korban dari Desa Dlingo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. “Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengungkapan kasus kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian dan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa.

Sebagai informasi, kasus penganiayaan anak perempuan berusia tiga tahun oleh ayah tirinya hingga meninggal dunia di Dukuh Sajen RT 010/RW 001, Desa Guli, Nogosari, Boyolali, itu terjadi pada Senin (22/1/2024).

MR, 26, sang ayah tiri, tega menganiaya anak tirinya, SN, 3, hingga meninggal dunia kemudian berbohong mengenai penyebab kematiannya. Namun, ia tak bisa mengelak ketika polisi turun tangan menyelidiki kasus dugaan penganiayaan tersebut.

Emagazine Solopos

Kronologi Penganiayaan

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, kekerasaan yang dilakukan MR terhadap anak tirinya yang masih balita itu sudah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan atau sejak November 2023. Hal itu berdasarkan pengakuan MR setelah ditangkap polisi.

Penganiayaan dilakukan MR didasari rasa kesal karena korban tidak mau tidur siang. Pelaku melakukan kekerasan berupa cubitan, pukulan, dan membenturkan korban ke pintu.

MR diketahui tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. MR menikah dengan ibu korban, RW, 19, pada Oktober 2023. RW bekerja di salah satu pabrik di Desa Butuh, Mojosongo, Boyolali.

Interaktif Solopos

Ibu korban itu berangkat bekerja pada pagi hari dan baru pulang saat malam sehingga sehari-hari korban diasuh oleh bapak tirinya. Pada hari kejadian, Senin (22/1/2024) petang, saat pemakaman, nenek korban, JM, 53, curiga saat melihat jenazah cucunya ada luka memar kemerahan di beberapa bagian tubuh.

JM curiga lalu menanyakan kepada MR terkait penyebab kematian cucunya. Saat itu, MR menjawab penyebab kematian korban karena jatuh setelah mandi. Pelaku menceritakan korban tersandung handuk hingga jatuh pada Sabtu (20/1/2024).

Merasa janggal dan tak percaya dengan penjelasan MR, JM kemudian melapor ke Polres Boyolali yang langsung bergerak melakukan penyelidikan dan pengecekan lokasi kejadian. Satreskrim Polres Boyolali juga meminta keterangan saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti, dan berkoordinasi dengan dokter Puskesmas Nogosari.



Setelah serangkaian proses penyelidikan, Polres Boyolali menangkap dan menginterogasi MR. Akhirnya MR mengakui telah melakukan kekerasan terhadap anak tirinya sejak November 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Pakar: Hati-Hati Buka Puasa dengan Gorengan Terutama Bagi Penderita Mag

Pakar: Hati-Hati Buka Puasa dengan Gorengan Terutama Bagi Penderita Mag
author
Newswire , 
Astrid Prihatini WD Selasa, 19 Maret 2024 - 17:40 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi aneka gorengan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Hasanuddin Makassar dr. A. Yasmin Syauki M.Sc Sp.GK (K) mengatakan penderita nyeri ulu hati atau mag sebaiknya perlu berhati-hati untuk mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa secara berlebihan. Untuk menjaga kesehatan lambung, simak ulasannya di info sehat ini.

“Sebaiknya hanya mengonsumsi satu paling banyak dua setelah minum air putih, sehingga asam lambung yang mulai diproduksi tidak berlebihan, terutama untuk yang menderita riwayat nyeri ulu hati,” kata Yasmin dikutip dari Antara pada Selasa (19/3/2024).

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Selain menjelaskan tentang makan gorengan, dia mengatakan saat berbuka puasa hal pertama yang harus dilakukan adalah meminum air karena cairan adalah kondisi yang paling menurun saat puasa.

Hal itu juga perlu dilakukan ketika daerah tempat berpuasa sedang panas maka disarankan dimulai dengan minuman baik air mineral maupun yang manis dengan takaran tidak berlebihan.

Koran Solopos

Sering kali saat berbuka masyarakat justru minum minuman manis seperti teh dan kudapan kue yang juga manis. Yasmin mengatakan hal itu boleh namun tidak lebih dari satu kue atau satu gelas saja.

“Biasanya yang manis adalah makanan selingan atau kue atau minuman ringan, ini harus dibatasi, makan satu atau dua kue saja, minum tidak berlebihan tidak lebih dari satu gelas ukuran sedang,” jelasnya.

Yasmin mengatakan berbuka puasa dengan makanan dan minuman ringan tujuannya untuk segera mengembalikan kadar air dan gula darah yang turun. Namun tidak berlebihan karena kita juga harus melengkapi asupan makanan berat yang dimakan di malam hari.

Emagazine Solopos

Selain menjelaskan tentang makan gorengan yang harus diwaspadai penderita mag, dia menyarankan untuk segera melakukan aktivitas seperti salat setelah buka puasa. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kenaikan gula darah yang cepat.

Makan malam yang dianjurkan juga yang berupa zat gizi lengkap dengan porsi besar seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sementara ketika sahur, juga perlu mengonsumsi zat gizi lengkap namun dengan porsi yang sewajarnya saja.

“Ketika sudah buka puasa dan jam makan sebaiknya mengkonsumsi cairan air putih lebih sering, dan mencukupkan zat gizi karbohidrat, protein dan lemak saat jam makan,” katanya.

Interaktif Solopos

Ia juga menambahkan boleh menambahkan suplemen untuk menambah daya tahan tubuh jika sekiranya aktivitas yang akan dijalani selama puasa dirasa tinggi.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Rekomendasi
Solopos Stories