SOLOPOS.COM - Putri PB XII GRay. Koes Imaniyah. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO– Kabar duka datang dari keluarga Pakubuwono XII G.Ray. Koes Imaniyah meninggal dunia, Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 05.48 WIB di Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi, Solo pada usia 60 tahun.

Pantauan Solopos.com, belasan warga dan sanak saudara berkumpul di rumah duka yang beralamat di Ndalem Purwodiningratan, Baluwarti, Solo. Selasa siang sekitar pukul 12.30 WIB. Sejumlah karangan buka dan sejumlah pelayat mulai berdatangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

G.Ray. Koes Imaniyah merupakan putri dari Pakubuwono XII bersama K.RAy. Pujaningrum. Pakubuwono XII adalah Pemimpin Keraton Surakarta Hadiningrat yang masa pemerintahannya paling lama ,yaitu selama 59 tahun, tepatnya mulai 1945 hingga 2004.

Putri kedua G.Ray. Koes Imaniyah, B.R.A Isabela Ratu Windriya, mengatakan bahwa ibunya adalah sosok yang tegas dan tidak pernah mengeluh selama hidupnya.

“Ibu itu sosok yang tegas dalam mendidik putra dan putrinya. Dia juga pribadi yang kuat dan tidak pernah mengeluh. Termasuk selama sakit yang diderita selama 15 tahun terakhir,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (24/4/2024).

Driya, sapaan akrabnya, menerangkan bahwa ibunya punya kemauan yang kuat untuk menghidupkan budaya literasi khususnya tentang keraton dan budaya Jawa. Oleh karenanya mendiang sangat suka menulis buku.

“Selain lewat buku Ibu juga sering membuat kaus bersablon piweling-piweling Jawa dan beberapa aksesori lain seperti kipas yang disisipi kawruh Jawa yang kemudian dijual secara umum,” jelas dia.

Wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi itu mengaku bahwa sebelum meninggal, sebetulnya ibunya sedang menulis sebuah buku tentang sejarah dan silsilah Pakubuwono XII. Ibunya pun di tengah kondisi sakit masih bersemangat untuk menulisnya.

“Sayangnya sebelum buku itu selesai dan terbit, Ibu sudah ngga ada,” jelas dia.

Sementara itu, sahabat dekat G.Ray. Koes Imaniyah, Sri Martono, mengatakan bahwa sejak muda mendiang adalah sosok yang cekatan dan kreatif. Mulai dari berdagang kaus dan aneka aksesori untuk membantu perekonomian keluarganya.

Sri Martono menambahkan bahwa mendiang juga sosok yang sederhana dan keras dalam berpendirian.

“Saya kenal sudah 22 tahun dan ikut menemani waktu nulis buku, orangnya dari dulu sederhana walaupun anak-anaknya sudah berhasil. Dia juga sosok yang keras dalam memegang pendirian,” imbuh dia.

Jenazah akan dimakamkan di Astana Ki Ageng Henis Laweyan Kamis, (25/4/2024) pukul 10.00 WIB. Dan diberangkatkan dari Ndalem Purwodiningratan, Baluwarti, Solo.

Jenazah meninggalkan 4 orang anak dan 2 cucu. Dan memiliki sebuah karya dalam bentuk buku yang berjudul Mau Ke Mana Keraton Kasunanan Surakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya