SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Pelatih PSS Sleman, M Basri menyebut klubnya belum siap untuk menjalankan regulasi seperti yang disyaratkan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) agar bisa bermain di kasta profesional.

Menurut pelatih berusia 68 tahun tersebut keputusan PSSI itu soal pembentukan klub ke perseroan terbatas bukan perkara yang mudah. “Pembentukan PT itu bukan perkara mudah untuk sebuah klub sepak bola dan kami belum siap menjalankan regulasi dengan waktu yang sangat singkat seperti ini,” ujarnya pada Harian Jogja, Selasa (9/8).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal yang lebih ironis lagi menurut Basri adalah kewajiban setiap klub untuk menyetor dana yang besarnya antara Rp2 miliar–Rp5 miliar kepada Badan Liga Indonesia (BLI). Untuk membiayai operasional intern klub saja sebuah klub sudah sangat kesulitan, apalagi masih harus dibebani harus menyetor dana ke BLI.

“Bagaimana operasional klub akan berjalan dengan regulasi seperti itu. Apalagi persiapannya sangat mepet, sedangkan pembentukan PT dan sebagainya itu kan memerlukan waktu yang sangat panjang,” tandas pelatih berlisensi A AFC itu.

Lebih lanjut menurutnya bahwa bentuk PT semacam ini pernah diberlakukan kepada klub sejak tahun 1980-an. Saat itu syarat klub harus punya PT. Tapi regulasi semacam itu tidak dapat terlaksana. Apalagi dengan regulasi seperti sekarang ini yang ditambah dengan kewajiban menyetor dana tadi. “Harusnya PSSI meninjau ulang kebijakan semacam ini,” ujarnya.

Sementara itu manajer operasional tim PSS Sleman, Rumadi  menjelaskan bahwa proses untuk menjadi sebuah PT sedang dalam proses. “Kami tetap ikuti aturan main yang diberlakukan PSSI. Perkara nanti hasilnya seperti apa kami juga belum tahu. Semoga saja regulasi semacam ini dapat berjalan positif nantinya,” ungkap Rumadi.

Pihaknya juga merasa optimistis PSS bakal lolos verifikasi karena memenuhi kelima unsur yang dipersyaratkan PSSI. Disinggung mengenai rencana permergeran dengan salah satu klub Liga Primer Indonesia (LPI) yang ada di Jogja Rumadi hanya tersenyum.

“Kita lihat saja perkembangannya nanti seperti apa, kalau saat ini inginnya kami ya berdiri sendiri,” pungkasnya.(Harian Jogja/Arif Wahyu)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya