SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Dinas Perdagangan (Disdag) Solo bakal membagi rata lapak di pasar daurat bagi pedagang Pasar Legi korban kebakaran. Satu pedagang bakal diberi satu lapak.

Disdag tak akan memberikan lapak sesuai jumlah kios maupun los yang sebelumnya dimiliki pedagang di Pasar Legi. Kepala Disdag Solo, Subagiyo, mengatakan pedagang yang sebelumnya memiliki kios maupun los lebih dari satu unit rencananya tetap hanya akan diberi satu lapak di pasar darurat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disdag mengambil kebijakan itu karena menyesuaikan dengan ketersediaan lapak di pasar darurat yang terbatas.

“Kami akan seleksi yang punya dua atau tiga los maupun kios dapatnya tetap satu los maupun kios sehingga semuanya kebagian tempat berjualan sementara,” kata Subagiyo saat ditemui Solopos.com di sela-sela mendampingi Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo memimpin proses pembangunan pasar darurat bagi pedagang los di terminal parkir Pasar Legi, Senin (5/11/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Subagiyo menyampaikan pedagang yang sebelumnya berjualan di kios Pasar Legi bakal diberi tempat berjualan sementara di kios semi permanen di beberapa lokasi, seperti tepi Jl. Sabang.

Sedangkan pedagang yang sebelumnya berjualan di los akan diberi tempat berjualan sementara di los yang dibangun dari material bekas pasar darurat Pasar Klewer di terminal parkir. Sementara pedagang oprokan akan diberi tempat berjuaan di bawah tenda dan payung.

“Selain kompleks Pasar Legi, kami akan memanfaatkan juga 12 ruas jalan di seputaran pasar untuk membangun pasar darurat bagi pedagang pasar yang menjadi korban kebakaran,” jelas Subagiyo.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Disdag bakal membangun kios semi permanen untuk pedagang kios Pasar Legi dengan ukuran 2 meter (m) x 3 meter. Sementara los bagi pedagang los dan lapak bagi pedagang oprokan bakal dibangun 2 m x 2 m.

Subagiyo menyebut proses pembersihan, pembongkaran, pengangkutan, pemasangan, pembuatan pasar darurat, pembuatan DED, serta biaya pengawas bakal ditanggung anggaran tak terduga dari BPBD Solo.

“Pedagang yang kiosnya tidak terdampak, boleh jualan dulu di kios yang sekarang. Sambil jalan saja. Nanti Pasar Legi dibangun yang selatan dulu. Kalau yang sana jadi, pedagang dikirim ke sana. Gantian yang dibangun utara,” jelas Subagiyo.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menargetkan pembangunan pasar darurat memakai bahan material bekas pasar darurat Klewer bisa rampung dalam waktu dua pekan. Dia berharap lapak yang tengah dibangun di Terminal Pasar Legi sisi utara ini cukup untuk menampung semua pedagang Pasar Legi yang sebelumnya berjualan di los.

Jika kurang, Pemkot akan membangun lapak di tempat lain. “Kalau pakai ini [material bekas pasar darurat Klewer] kan bisa awet. Kan bangun Pasar Legi enggak selesai dalam waktu satu atau dua bulan. Kalau pakai tenda, sebulan kena angin, bubar. Pokoknya Pemkot itu memperjuangkan pedagang bisa segera berjualan dulu,” jelas Rudy.

Rudy berencana pada hari Minggu (11/11/2018) mendatang, bakal menggelar kerja bakti dengan melibatkan TNI, Polri, masyarakat, dan ASN. Dia menyebut proses pembersihan Pasar Legi pada Minggu besok sudah bisa dimulai.

Rudy menyebut polisi sudah selesai melakukan penyidikan terkait penyebab kebakaran pasar peninggalan Mangkunegaran tersebut.

“Sepekan tidak bepergian dulu. Mulai pembersihan ini. Polisi sudah selesai. Katanya [penyebab kebakaran] korsleting. Tapi yang penting kami upayakan pedagang ini dulu. Kalau pedagang sudah tertata rapi, bisa jualan, enggak kehujanan,” jelas Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya