SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, menilai tiga dari enam petahana (<em>incumbent</em>) calon anggota legislatif (<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180723/491/929499/pemilu-legislatif-sragen-sengit-di-dapil-1-dan-6" title="Pemilu Legislatif Sragen Sengit di Dapil 1 dan 6">caleg</a>) DPR di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tegah (Jateng) IV berpotensi gagal melenggang kembali ke Senayan dalam Pemilu Legislatif 2019.</p><p>Posisi mereka terancam dan dirugikan dengan majunya beberapa caleg penantang baru potensial seperti Danar Rahmanto (eks Bupati Wonogiri), Agus Fatchur Rahman (eks Bupati Sragen), Begug Purnomosidi (eks Bupati Wonogiri), dan Paryono (eks Wakil Bupati Karanganyar). Para penantang itu dinilai punya ketokohan kuat.</p><p>Mereka adalah putra daerah dan pernah menjadi kepala daerah di daerah mereka. &ldquo;Ada beberapa nama petahana yang berpeluang digantikan penantangnya yang pernah menjadi kepala daerah. Tak usah sebut nama, tak etis. Kalau tak kerja keras, petahana akan dengar lonceng kematian,&rdquo; ujar Agus dalam wawancara dengan <em>Solopos.com</em>, Kamis (27/9/2018) siang.</p><p>Catatan <em>Solopos.com</em>, enam <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180721/491/929145/nyaleg-2-kades-sragen-belum-mundur" title="Nyaleg, 2 Kades Sragen Belum Mundur">caleg</a> petahana di Dapil Jateng IV yaitu Bambang Wuryanto, Agustina Wilujeng Pramestuti, Endang Maria, Laila Istiana, Martri Agoeng, dan Rinto Subekti. Sedangkan Rahayu Saraswati pindah ke Ibu Kota.</p><p>Posisi Rahayu digantikan Ferry Juliantono. &ldquo;Dilihat dari nama-nama yang bertarung di Dapil Jateng IV bisa dibilang area ini dapil neraka. Perlawanananya akan sangat ketat terutama dari para mantan kepala daerah,&rdquo; tutur dia.</p><p>Agus meyakini para caleg mantan kepala daerah mampu memberikan perlawanan ketat lantaran memiliki modal sosial kuat, modal politik, popularitas, dan jaringan. Artinya ketokohan mereka sudah teruji di mata pemilih.</p><p>Sebagai putra daerah, para caleg penantang ini juga lebih punya waktu untuk melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat. Kondisi berbeda dialami para petahana yang bukan putra daerah dan disibukkan kegiatan kedinasan.</p><p>&ldquo;Para petahana ini kalau dicermati mulai gencar turun ke daerah kan sebenarnya ya satu hingga dua tahun ini. Pada awal-awal masa tugas mereka menjadi legislator jarang ke daerah. Situasinya beda dengan caleg baru,&rdquo; kata dia.</p><p>Agus menilai peta dan persaingan <a href="http://news.solopos.com/read/20180820/496/935135/tipu-warga-rp60juta-caleg-demokrat-asal-sragen-dicoret" title="Tipu Warga Rp60Juta, Caleg Demokrat Asal Sragen Dicoret">Pemilu Legislatif 2019</a> di Dapil Jateng IV jauh berbeda dibanding 2014 lalu. Pada Pemilu Legislatif 2014 caleg unggulan bisa melenggang ke Senayan tanpa harus keluar keringat.</p><p>Saat itu mereka tak mempunyai rival atau kompetitor yang bisa mengimbangi. Posisi calon pemilih mengambang karena tak ada tokoh lokal. Tapi situasi tersebut tidak akan terulang dalam Pemilu Legislatif tahun depan.</p><p>&ldquo;Begitu ada caleg mantan kepala daerah, posisi masyarakat tak mengambang. Sikap mereka jelas. Para mantan kepala daerah ini punya modal sosial. Pemilu Legislatif 2019 akan jadi milik para mantan kepala daerah,&rdquo; ujar dia.</p><p>Terpisah, Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas), Andang Basuki, berharap para caleg bertarung secara sehat. Dia berharap kegiatan sosialisasi atau kampanye diisi dengan penyampaian visi misi kerja agar pemilih kian cerdas.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya