SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KARANGANYAR</strong>–Tiga tim Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180520/494/917284/bangun-gedung-teater-pemkab-karanganyar-gusur-gedung-wanita">Karanganyar </a>&nbsp;mengecek makanan dan minuman di sejumlah pasar tradisional dan modern di Karanganyar, Kamis (24/5/2018). Kegiatan rutin itu dilakukan untuk mengecek masa kedaluwarsa, legalitas, kemasan dan fisiknya, dan bahan tambahan makanan dan minuman. Sasaran pemeriksaan adalah sejumlah pasar tradisional dan modern di Karanganyar. Kegiatan dilaksanakan setiap pekan sekali hingga menjelang Lebaran.</p><p>Tim satu di bawah pimpinan Sekretaris DKK <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180518/494/916801/asn-muslim-karanganyar-diajak-ngaji-bareng-selama-ramadan">Karanganyar</a>, Fatkul Munir, mengecek makanan dan minuman (makanan dan minuman) di Pasar Jungke. Tim dua di bawah pimpinan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian (P2P) DKK Karanganyar, Rita Sari Dewi, mengecek makanan dan minuman di supermarket Giant Palur Plaza.<br /> <br />Hasil pengecekan di Pasar Jungke Karanganyar, petugas menemukan 70% produk bumbu siap saji dalam kondisi tidak layak karena kedaluwarsa dan kemasan rusak. Mereka menemukan 207 bungkus bumbu siap saji tidak layak untuk dicampur bahan makanan. Ratusan bungkus ditemukan saat mereka mengecek di tiga warung di dalam Pasar Jungke.</p><p>"Yang dicek empat hal itu. Kalau bahan tambahan makanan itu misalnya pemanis, pengawet, pewarna makanan, dan lain-lain. Kami hanya sampling. Bayangkan kalau keseluruhan toko dicek. Banyak temuan. Rata-rata 70% rusak dan kedaluwarsa. Barang itu disegel [tidak boleh dijual] dan diretur," kata Fatkul saat ditemui <em>Solopos.com</em> di sela-sela menunggu hasil pengecekan sejumlah contoh makanan dan minuman.</p><p>Mereka juga mengecek sejumlah bahan makanan, seperti cendol merah, mie pentil dan mie gandum, teri nasi, ikan asin, dan lain-lain untuk mengetahui kandungan bahan tambahan. Hasil pengecekan teri nasi, ikan asin, dan mie gandum mengandung formalin sedangkan cendol merah positif mengandung bahan pewarna merah sintetis.</p><p>"12 jenis makanan dicek, yaitu mie, teri, cendol, dan lain-lain. Yang positif mengandung bahan makanan tambahan ada lima makanan. Tindak lanjutnya bahan makanan yang membahayakan langsung dieksekusi. Barang disita. Yang bisa dibina ya dibina," ujar dia.</p><p>Petugas menyita empat kilogram mie gandum. Selain itu, petugas menemukan satu pedagang menjual obat-obatan, seperti obat flu, antibiotik, dan lain-lain. Fatkul kaget bukan kepalang saat melihat rak penyimpanan obat dalam kondisi terbuka. Padahal di pasar terdapat tikus dan hewan lain. Dia menuturkan pedagang pasar tidak boleh menjual obat.</p><p>"Minimal toko obat yang boleh jualan. Itu harus ditutup [etalase obat] enggak boleh jualan lagi. Penyimpanan barang dagangan enggak higienis, terbuka. Sebetulnya belum kedaluwarsa tapi kotor karena kelembapan tinggi, cahaya kurang, jadi barang cepat rusak. Kami sita antibiotik super tetra karena itu obat keras jadi harus pakai resep dokter," tutur dia.</p><p>Sementara itu, tim yang dipimpin Kabid Pencegahan dan Pengendalian (P2P) DKK Karanganyar, Rita Sari Dewi, menemukan sejumlah makanan kaleng dan minuman dalam kemasan peyok dan mendekati masa kedaluwarsa. Mereka juga mengambil contoh makanan olahan seperti otak-otak dan sosis untuk dicek kandungan boraks dan formalin. Hasil pengecekannya negatif atau tidak mengandung boraks maupun formalin.<br /> <br />Kepala Pasar Jungke, Sumardi, menyampaikan akan menindaklanjuti temuan tim dari DKK <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180417/494/910778/pilkada-2018-panwaslu-karanganyar-tagih-sanksi-asn-hadiri-kampanye">Karanganyar</a>. Dia mengaku terkendala penyetor bahan makanan ke sejumlah pedagang di pasar itu lebih dari satu orang. "Saya akan ingatkan pedagang supaya tidak menjual barang yg kedaluwarsa. <em>Aja seneng diiming-imingi barang murah seko penyetor</em>," ujar dia.</p><p>Sekretaris DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengingatkan konsumen hati-hati membeli bahan makanan maupun makanan siap santap. Dia meminta petugas pasar mengedukasi pedagang agar hati-hati membeli barang dari penyetor. "Diedukasi kalau beli apapun harus tahu darimana. Masyarakat harus selektif. Jangan tergiur barang murah tapi kelayakan makanan tidak terjamin. Dampaknya panjang, komulatif. Cek betul sebelum membeli," ujar Fatkul.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya