SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Meski Jalan Pemuda Magelang ramai dengan kendaraan dan pedagang, tidak menjadi penghalang bagi  65  bhiksu untuk terus  berjalan menyusuri kompleks  pertokoan  di kawasan Pecinan tersebut. Sambil membawa baki kecil, mereka menerima bingkisan dari umat Buddha yang diberikan dengan sikap sempurna menyembah (anjali).

Suasana yang nampak itu merupakan ritual Pindhapata, atau mengumpulkan sedekah berupa makanan dan uang  menjelang  perayaan Waisak 2553 BE/2009. Ritual yang diikuti oleh 65 bhiksu dari Sangha Theravada dan Mahayana ini dimulai dari halaman Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD). Sembari melantunkan parita (kidung pujian), dengan berbaris rapi mereka menyusuri Jalan Pemuda tersebut. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, David Herman Jaya mengatakan  ritual Pindhapata ini merupakan tradisi wajib para bhiksu sebelum melaksanakan prosesi Agung Tri Suci Waisak yang akan dipusatkan di Candi Mendut dan Candi Borobudur.

“Ritual Pindhapata ini merupakan ajaran Sang Buddha, karena selama ada di dalam vihara, para bhiksu dilarang untuk mengumpulkan bahan makanan maupun uang. Dengan ritual ini pula, para bhiksu juga dilatih untuk bermeditasi,” kata dia.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, fungsi ritual mengajarkan umat untuk bersedekah. “Menurut kepercayaan, bagi para umat yang memberikan bantuan berupa uang maupun bahan kebutuhan lainnya akan mendapatkan kemakmuran dan kecukupan,” jelas David Herman. Warga Pecinan, Karla, yang ikut berpartisipasi mengatakan, ia memberikan sumbangan secara rutin setiap tahunnya. “Sumbangan yang kami berikan memang serelanya, dan tidak harus berupa uang. Dan dengan sumbangan tersebut, kami menganut kepercayaan bahwa  yang memberi akan mendapatkan pahala.”

Air berkah
Masih dalam rangkaian menjelang Waisak, puluhan biksu dewan sangha Buddha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melakukan prosesi pengambilan air berkah Waisak 2009, di Umbul Jumprit, lereng Gunung Sindoro, Temanggung.

Prosesi dipimpin Ketua Vidyaka Sabha Walubi, Biksu Dhyanavira Mahastavira, Kamis (7/5), sekitar pukul 11.30 WIB. Acara itu juga dihadiri Direktur Jenderal Agama Buddha Departemen Agama, Budi Setiawan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Siti Hartati Murdaya, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jateng, David Herman Jaya.

Pengambilan air berkah Waisak dimulai dengan penyalaan lilin dan dupa di sebuah altar dengan patung Buddha berwarna kuning emas yang di sekitarnya dihias dengan rangkaian bunga, buah, dan sejumlah patung berbentuk stupa dari bahan gelas.

Biksu Dhyanavira, Dirjen Budi Setiawan, Hartati, David, disertai para pimpinan dewan sangha Buddha yang masing-masing membawa kendi kemudian berjalan menuju mata air Umbul Jumprit. Dengan iringan tembang-tembang rohani Buddha, mereka mengambil air dari tempat itu untuk kemudian diusung menuju ke altar guna penyakralan. Doa secara takzim dan pembacaan parita suci dipimpin oleh Biksu Dyanavira diikuti para biksu lainnya.

Air berkah itu menjadi salah satu sarana puja yang penting bagi umat Buddha dalam merayakan Tri suci Waisak yang puncaknya akan dilaksanakan Sabtu (9/5) mendatang di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Biksu Dhyanavira mengatakan, tradisi pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit dilakukan dalam rangkaian perayaan Waisak setiap tahun.

“Air kemudian diarak ke Candi Mendut untuk sarana puja detik-detik Waisak dan kemudian diarak ke Candi Borobudur pada hari Waisak (9/5),” katanya. Ia mengatakan, air tersebut bagi umat Buddha diyakini memberikan kesembuhan.

Pada masa lalu, katanya, sang Buddha memercikkan air di sebuah kota bernama Waisali, yang sedang menghadapi suatu musibah berupa wabah penyakit, yang mengakibatkan banyak orang meninggal dunia. “Setelah sang Buddha memercikan air di kota itu, musibah hilang,” katanya.

Oleh Olivia Lewi Pramesti
Wartawan Harian Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya