SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SHANGHAI: China Eastern Airlines mengatakan bahwa perusahaan itu mencatat kerugian mencapai 15,3 miliar yuan (2,2 miliar dolar) tahun lalu antara lain dikarenakan penurunan jumlah penumpang dan naiknya biaya bahan bakar.

Perusahaan penerbangan terbesar ke tiga negara itu, di mana mencatat keuntungan bersih 378,6 juta yuan pada 2007, sedangkan pendapatannya menurun 3,4 persen menjadi 41,1 miliar yuan tahun lalu.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Krisis finansial global….telah menyebabkan penurunan tajam dalam permintaan pasar transportasi udara internasional yang telah berdampak besar pada bisnis internasional kelompok tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan Rabu malam.

Perusahaan itu juga mengatakan bahwa biaya operasional totalnya meningkat dengan 32,5 persen menjadi 56,8 miliar yuan. Biaya dari bahan bakar penerbangan, yang menyumbang sekitar sepertiga dari biaya operasional, mengalami kenaikan 22,3 persen menjadi 18,5 miliar yuan.

Perusahaan itu juga mencatat kerugian 6,2 miliar yuan dari membengkaknya biaya bahan bakar yang disebabkan “fluktuasi tajam pada harga minyak internasional.”

Semua penerbangan China terkemuka telah terpukul oleh menurunnya jumlah penumpang udara antara lain dikarenakan pelemahan ekonomi global.

Tetapi China Eastern, perusahaan penerbangan terbesar ke tiga China yang sangat lemah, menerima tujuh miliar yuan dana talangan dari pemerintah tahun lalu.

Sementara China Southern Airlines, armada penerbangan terbesar China, mengatakan bahwa perusahaan itu juga mencatat kerugian bersih yang membengkak mencapai 4,8 miliar yuan tahun lalu. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya