SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Rabu (21/8/2019). Esai ini karya Hariomurti Tri Kuntonegoro, pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan. Alamat e-mail penulis adalah harioka018@gmail.com.

Solopos.com, SOLO — Tak terasa umur Indonesia tercinta pada Agustus 2019 ini telah mencapai 74 tahun. Kemerdekaan yang merupakan hasil perjuangan para pahlawan bangsa harus dibarengi dengan rasa syukur serta semangat untuk terus berkembang menjadi lebih baik di kalangan generasi penerus bangsa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kita perlu memahami bahwa kemerdekaan ini tidak diraih dengan mudah karena ribuan bahkan jutaan nyawa telah dikorbankan. Merekalah para pahlawan bangsa. Jerih payah serta penderitaan mereka persembahkan untuk kejayaan Indonesia. Sekarang tugas kita menjaga kemerdekaan serta memajukan bangsa.

Penjajahan secara fisik memang tidak ada lagi, namun penjajahan secara ekonomi masih terjadi di negara tercinta kita ini. Tak perlu jauh-jauh mencari siapakah yang menjajah ekonomi kita. Apabila kita melihat dari nilai luhur yang tercantum di sila ke-5 Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” jelas hal tersebut belum dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dari aspek ekonomi sangat jelas terasa ekonomi di Indonesia masih dikuasai oleh sedikit orang. Pertumbuhan ekonomi pun demikian. Sebagian besar nikmat pertumbuhan ekonomi hanya dirasakan oleh mereka yang berada di kalangan atas. Oleh karena itu, kita perlu bersama-sama menggairahkan ekonomi berkeadilan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang kebenarannya diyakini bangsa ini.

Ekonomi berkeadilan adalah untuk seluruh rakyat Indonesia. Ironis memang bila kita melihat fakta yang terjadi saat ini. Ekonomi untuk kaum proletar seperti dibabat habis, ditindas, dan dipaksa untuk mati secara perlahan-lahan. Proyeksi pemerataan pertumbuhan ekonomi niscaya hanya menjadi angan-angan apabila pemerintah tidak segera turun secara menyeluruh dan intensif untuk membantu nasib mereka.

Saat ini apabila kita melihat dari sisi persaingan usaha, memang tidak dapat dimungkiri toko modern dengan dukungan teknologi yang canggih kian mendominasi pasar. Alhasil, pedagang tradisional banyak yang kalah bersaing sehingga mau tak mau mereka harus menutup usaha demi

Apabila kita telisik secara lebih mendalam, kekalahan mereka dalam persaingan adalah karena para pedagang tradisional berdagang di tempat yang kurang nyaman dengan fasilitas yang seadanya. Mereka juga kurang memanfaatkan teknologi kekinian. Banyak warga, misalnya, enggan berbelanja ke pasar tradisional karena kurang praktis.

Mereka menuturkan berbelanja di pasar tradisional kurang nyaman karena ”bau” dan terkadang bahan yang dicari sudah habis. Kita perlu mencari solusi terbaik untuk menggerakkan ekonomi berkeadilan yang dukungannya tentu saja harus dari pemerintah. Hal ini perlu kita pahami bersama, apakah mendukung ekonomi untuk rakyat kecil adalah kesia-siaan?

Bisa Bersaing

Jawabannya tentu saja tidak! Apabila kita melihat dari sisi manajemen strategi, para pedagang tradisional tersebut sangat bisa bersaing. Mereka bukan tanpa harapan untuk mengembangkan usaha yang telah mereka geluti sejak lama. Dari sisi harga, berdasarkan pengalaman saya mendatangi pasar tradisional, sesungguhnya harga barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, dan lainnya lebih murah apabila dibandingkan dengan harga di toko swalayan maupun toko modern lainnya.

Rantai distribusi produk yang lebih pendek menjadi faktor utama. Beberapa pedagang di tradisional membeli langsung dari produsen hasil-hasil pertanian dan beberapa jenis komoditas lainnya. Dengan keunggulan ini, pemerintah sebagai kepanjangan tangan rakyat perlu mengelola dengan baik supaya pilihan belanja masyarakat jatuh kepada para pedagang di pasar tradisional.

Dengan menggerakan ekonomi kelas bawah, pemerintah telah berperan mengurangi kesenjangan ekonomi yang menjadi masalah di negeri ini. Sebagai regulator ekonomi, pemerintah harus terus mengedepankan ekonomi berkeadilan. Dari sisi pendanaan, Kementerian Keuangan telah menerbitkan program pembiayaan ultramikro yang bertujuan menciptakan kemandirian usaha bagi para usahawan kecil.

Kementerian Perdagangan melalui program revitalisasi pasar tradisional secara bertahap telah menunjukkan keberpihakan pemerintah secara nyata kepada para pedagang tradisional. Langkah tersebut harus diperkuat lagi oleh pemerintah. Melalui kementerian terkait, sebaiknya pemerintah peka terhadap kebutuhan para pedagang di pasar tradisonal.

Seperti kita ketahui bersama, saat ini belanja dalam jaringan atau daring (online) telah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Demi kemajuan bersama, para pelaku usaha dan pemerintah tidak boleh mengabaikan perkembangan tersebut. Pemerintah harus berperan membantu yang tidak melek teknologi.

Harus ada tangan yang menolong mereka yang bahkan tidak pandai menggunakan gadget untuk kepentingan sehari-hari. Bukan hal yang sulit. Pemerintah dapat mengawali langkah tersebut dengan menempatkan agen-agen yang membantu mengoneksikan barang dagangan mereka dengan aplikasi daring (e-market) di pasar tradisional sembari mendorong mereka segera melek teknologi.

Pelatihan-pelatihan strategi pemasaran rasanya juga perlu diberikan kepada para pedagang tradisonal untuk meningkatkan kemampuan mereka berdagang. Dengan langkah-langkah yang intensif serta menyeluruh seperti ini saya yakin akan membantu meningkatkan omzet maupun laba yang didapat para pedagang tradisional.

Dengan dukungan penuh pemerintah serta menyempitnya gap teknologi, pedagang di pasar tradisional memiliki harapan untuk terus berkembang, menumbuhkan ekonomi mereka, menumbuhkan ekonomi berkeadilan demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.  (Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya