Soloraya
Rabu, 24 April 2024 - 09:20 WIB

Guru Penggerak Boyolali Berpeluang Jadi Kepsek hingga Pengawas Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Disdikbud Boyolali, Supana (tengah) meninjau lokakarya guru penggerak di Gedung Mahesa, Selasa (23/4/2024). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 179 guru penggerak angkatan IX menggelar pameran karya di Gedung Mahesa Boyolali, Selasa (23/4/2024). Guru penggerak diketahui menjadi jalan bagi para guru untuk menuju jabatan fungsional seperti kepala sekolah (kepsek) hingga pengawas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Supana, menyampaikan kegiatan panen hasil belajar guru penggerak angkatan IX adalah puncak pendidikan selama enam bulan. Ada tujuh tahap lokakarya yang digelar para guru penggerak selama enam bulan.

Advertisement

“Pada hari ini mereka dinyatakan lolos dengan sertifikasi guru penggerak. Dan oleh Balai Besar Guru Penggerak Jawa Tengah diserahkan kepada Bapak Bupati. Tentunya kami akan terima teman-teman guru penggerak menjadi sebuah aset bagi Boyolali,” kata Supana ketika ditemui di sela-sela acara.

Supana menjelaskan nantinya dengan para guru penggerak akan berupaya mengubah dan menginovasi pendidikan tidak sekadar menjadi fungsi selaku pejabat, tapi mereka menjadi inspirator sekaligus pioner dan menjadi pemimpin pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang ditempati.

Advertisement

Supana menjelaskan nantinya dengan para guru penggerak akan berupaya mengubah dan menginovasi pendidikan tidak sekadar menjadi fungsi selaku pejabat, tapi mereka menjadi inspirator sekaligus pioner dan menjadi pemimpin pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang ditempati.

Ia berharap dengan adanya guru penggerak akan membawa perubahan luar biasa bagi dunia pendidikan terutama di Boyolali. Perubahan tersebut bisa sejalan dengan paradigma dan implementasi Kurikulum Merdeka serta Profil Pelajar Pancasila.

Dia menambahkan para guru penggerak juga dipercaya sudah menguasai teknologi dan memiliki inovasi di bidang pendidikan. Supana sangat menunggu karya nyata para guru penggerak di seluruh satuan pendidikan.

Advertisement

Walau seorang guru senior, lanjutnya, akan tetapi jika tidak memiliki sertifikasi guru penggerak maka tidak bisa menduduki jabatan fungsional seperti kepala sekolah dan pengawas sekolah. Bahkan, pada akhirnya para guru penggerak bisa menduduki jabatan struktural seperti kepala bidang dan kepala dinas.

Sementara itu, Ketua Koordinator Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan IX Boyolali, Ahmad Shofingi, mengatakan lokakarya ketujuh digelar selama dua hari Senin-Selasa (22-23/4/2024). Kegiatan diikuti 179 guru dari PAUD hingga SMA/SMK sederajat.

“Pada Senin kami ada kegiatan di kelas, lalu pada Selasa ada kegiatan panen hasil karya,” kata dia.

Advertisement

Beberapa kegiatan pameran hasil karya terdapat berbagai sesi salah satunya sesi berbagi. Yaitu ada tiga calon guru penggerak yang selama pendidikan enam bulan memiliki aksi nyata terbaik.

Sebelum acara puncak atau lokakarya tujuh, para calon guru penggerak mendapatkan mendapatkan pendidikan dan pendampingan individu secara luring serta pembelajaran secara daring.

“Tujuan dari guru penggerak adalah membentuk guru yang inovatif sebagai pemimpin pembelajaran. Guru penggerak diharapkan memiliki dampak nyata bagi pembelajaran di lingkungannya. Kemudian, bisa mewujudkan komunitas pembelajaran di masing-masing lingkungannya,” kata dia.

Advertisement

Untuk menjadi guru penggerak, para guru harus mendaftarkan diri di laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/ lalu lulus dua tahap seleksi. Yang pertama seleksi CV dan esai kemudian tahap kedua wawancara serta simulasi mengajar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif