Jateng
Kamis, 18 April 2024 - 15:47 WIB

Kisah Produsen Gitar Ambarawa: Dulu Tak Mampu Beli, Kini Karyanya Diminati

Redaksi Solopos.com  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet Joko Santoso atau Ook saat membuat gitar di rumahnya Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (18/4/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Berawal dari cita-cita menjadi gitaris band namun gagal lantaran faktor ekonomi, membuat Slamet Joko Santoso, 47, yang akrab dipanggil Ook tak putus semangat.

Kini warga Ambarawa itu justru mampu membuat gitar sendiri dan sudah dijual ke para gitaris band terkenal di Indonesia.

Advertisement

“Awal buat itu ya hanya seperti kayu yang diberi senar. Tapi dari situ saya terus belajar membuat gitar dan tak berhenti memproduksi,” kata Ook, Kamis (18/4/2024).

Diakui, dirinya mulai membuat gitar sejak 20 tahun lalu. Namun baru 10 tahun terakhir ini mulai serius membuat gitar.

Sedangkan untuk secara profesional dengan melakukan promosi dan marketing baru berjalan selama dua tahun terakhir.

Advertisement

Saat ini, dia memiliki empat pekerja yang seluruhnya anak muda untuk memproduksi gitar dengan label OQ Gitar.

Mereka memiliki tugas masing-masing, mulai dari membuat bodi gitar, neck gitar, aksesoris dan spareparts, finishing hingga ke marketing. Setiap bulan, Ook setidaknya membuat 15 gitar.

“Kalau menuruti permintaan pemesan, sebulan bisa 60 gitar. Tapi kami tidak lakukan itu karena lebih fokus ke kualitas dan kepuasan pemesan, karena kebanyakan yang memesan itu ingin gitar custom, sesuai pemakai,” bebernya.

Advertisement

Harga satu gitar buatan Ook berkisar Rp4 juta dan yang termahal Rp20 juta. Harga tersebut tergantung bahan yang dipilih, kerumitan bentuk, serta spareparts yang digunakan.

“Kalau untuk kayu ada maple, sonokeling, ash, alder, dan mahoni. Bahan baku tidak masalah karena ada yang menyetori secara berkala,” terangnya.

Proses untuk membuat gitar sendiri, kata Ook, membutuhkan waktu dua sampai empat hari. Sedangkan khusus untuk gitar custom membutuhkan waktu lebih lama. Sebab harus menyesuaikan pelanggannya.

Pengalaman Ook membuat gitar mengantarkan karyanya digunakan para gitaris nasional. Di antaranya musik jazz I Wayan Balawan, gitaris band DeadSquad dan Andra and the Backbone Stevie Item, serta eks gitaris Slank, Reynold.

Meski begitu, ada cita-cita yang terus diperjuangkannya. Yakni menjadikan Ambarawa, Kabupaten Semarang sebagai sentra pembuatan gitar.

“Semua syarat agar gitar buatan Ambarawa semakin menasional itu sudah ada, tinggal kita bekerja sama dan mendapat dukungan dari pemerintah,” kata Ook.

Dia mengaku siap menjadi pelatih untuk anak-anak muda yang ingin menjadi pembuat gitar. Sehingga nantinya ada standarisasi kualitas gitar buatan Ambarawa, apalagi sudah banyak orang yang tahu.

“Ini bagian dari pengabdian saya yang berkarya di Gedung Promosi UMKM Kabupaten Semarang Kerep Kecamatan Ambarawa, saya sudah didukung pemerintah jadi sekarang ingin menularkan ilmu,” kata Ook.

Menurut Ook, ada kebanggan tersendiri saat gitar buatan ‘orang daerah’ digunakan para musisi level nasional. Karena hal tersebut menjadi sarana promosi OQ Gitar.

“Dulu itu saya modal nekat hingga para gitaris kenamaan menggunakan gitar lokal, saya datangi saat main di konser, saya suruh main dengan gitar saya. Pokoknya bagaimana caranya agar tangan mereka memegang gitar buatan saya,” kata Ook.

Selain itu, kata Ook, saat ini dirinya juga sedang mempersiapkan gitar yang akan dibawa ke sebuah pameran di luar negeri.

“Nanti kalau semua sudah siap, gitar ini akan dipamerkan. Saya tidak berangkat, cuma gitarnya yang dikirim ke sana. Karena pamerannya kelas dunia, maka persiapan harus matang dan gitarnya juga yang kualitas mumpuni,” paparnya.

“Gitar yang dibawa kesana itu sudah level butik, bukan lagi sekadar custom atau toko. Karena sudah butik, tentu produknya harus spesial dan istimewa, dan ciri khas sendiri. Sehingga saat orang melihat, sudah tahu ini gitar buatan Indonesia, khususnya Ambarawa,” kata Ook.

Ook berharap langkahnya tersebut menjadi pembuka jalan bagi produsen gitar agar dipercaya toko-toko alat musik.

“Menunjukkan produk UMKM tak kalah dengan yang pabrikan, sehingga gitar-gitar ini bisa dijual di toko yang mendukung produk lokal,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif