Tim dari DKK Sukoharjo langsung menindaklanjuti kasus dugaan keracunan massal yang dialami warga Dusun Nanggulan, Desa Gentan, Kecamatan Bendosari dengan mengambil sampel makanan yang dibagikan kepada warga.
Ulasan tentang puluhan warga diduga mengalami keracunan massal di Gemolong Sragen hingga Pemkot Solo akan menarik pajak PKL masuk daftar berita terpopuler Solopos.com pagi ini.
Sedikitnya 34 Warga Gemolong, Sragen, mengalami keracunan setelah menyantap makanan dalam pertemuan PKK pada Senin (15/1/2024) lalu. Saat ini kondisi warga yang keracunan sudah membaik.
Sebanyak 52 siswa SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, yang sebelumnya mengalami keracunan dari minuman susu kedelai sudah sehat dan kembali bersekolah.
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi menyebut kondisi puluhan warga yang diduga mengalami keracunan berangsur membaik. Namun, mereka tidak mengetahui secara jelas sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Camat Banjarsari, Beni Supartono Putro, mengonfirmasi adanya musibah diduga keracunan makanan di Kadipiro. Diduga penyebab keracunan adalah makanan di acara hajatan.
Sebanyak 27 orang diduga mengalami keracunan massal selepas menyantap hidangan makanan saat hajatan di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Minggu (19/11/2023). Mereka menjalani perawatan di RS Brayat Minulya Solo dan RSUD Fatmawati Soekarno Solo.
Lima santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Karimah di Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, diduga mengalami keracunan, Selasa (17/10/2023). Kelima santri usia SD tersebut sudah dirawat di RSUD Karanganyar.
Orang tua bocah yang meninggal karena keracunan makanan di Kalurahan Jerukwudel, Kapanewon Girisubo, mengaku telah ikhlas dan tidak ingin memperpanjang permasalahan ini.
Dinkes Boyolali pada Selasa (18/7/2023) pagi melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengobatan langsung kepada warga di Anggorosari RT 005/RW 001, Pulisen, Boyolali yang mengalami keracunan massal.
Puluhan orang mengalami keracunan massal usai santap gulai kambing saat sedang bekerja bakti dalam menyambut Iduladha di Karangtengah, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.
Masih ada tiga warga di Desa Munggu, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang dirawat inap karena keracunan makanan hajatan. Sementara itu hasil lab dari uji sampe makanan belum keluar.
Sebanyak 55 warga Dusun Pojok, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, mengalami keracunan massal sesuai menyantap makanan hajatan warga setempat.
Pemilik hajatan sunatan di Dukuh Tanjang, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen, ikut menyantap makanan yang sama dengan yang dimakan tamu undangan. Ia mengaku tidak mengalami keluhan diare atau semacamnya.
Puluhan pelajar dari salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, mengalami keracunan setelah menyantap makanan.
Menurut pengakuan sejumlah korban keracunan massal di Sambirejo Sragen, mereka merasakan mual kemudian muntah-muntah dan diare setelah makan nasi punjungan yang dibagikan Jumat (28/4/2023) sore.
Kasus karacunan massal di Sambirejo Sragen dengan jumlah korban sebanyak 280 orang sebenarnya sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB), namun keputusannya menunggu Bupati.
Korban keracunan massal di Sragen bisa terus bertambah mengingat dugaan sementara penyebabnya adalah nasi punjungan, dan jumlah yang dibagikan mencapai 600-an paket.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen mendirikan posko kesehatan untuk penanganan dampak keracunan massal karena hingga Sabtu (29/4/2023) pukul 11.00 WIB, jumlah korban bertambah menjadi 275 orang.
Jumlah total korban keracunan massal yang terjadi di Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, hingga Sabtu (29/4/2023), pukul 05.30 WIB dilaporkan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mencapai 210 orang.
Ratusan warga di wilayah Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, mengeluhkan diare dan berdatangan meminta obat ke rumah bidan Desa Jambeyan, Jumat (28/4/2023), mulai pukul 21.30 WIB.
Makanan yang disajikan dalam acara hajatan dan diduga menjadi penyebab keracunan massal di Banaran, Boyolali, tidak dipesan dari katering melainkan dimasak lima orang tukang masak.
Korban keracunan massal dari acara hajatan di Banaran, Boyolali, bertambah setelah keluarga maupun pengiring pengantin laki-laki dari Cepogo juga ikut mengalami gejala mual dan diare.
Petugas Dinas Kesehatan Boyolali memeriksa setidaknya 50 orang warga Desa Banaran dan Kelurahan Karanggeneng, yang mengalami gejala keracunan seusai hadiri acara hajatan manten.
Puluhan warga Desa Banaran dan Kelurahan Karanggeneng, Boyolali, mengalami gejala keracunan seusai menghadiri acara hajatan manten di salah satu rumah warga, Minggu (26/2/2023).
Hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya hingga menyebabkan keracunan massal telah keluar.
Puluhan siswa SD 2 Mejobo di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), diduga mengalami keracunan secara massal seusai menyantap jajanan yang dijajakan penjual keliling di kompleks sekolah.
Sebagai menu masakan yang banyak mengandung sayuran, sega atau nasi gudangan mestinya menyehatkan. Namun, keterlambatan dalam penyajian menu masakan ini bisa mengakibatkan sega gudangan menjadi beracun.
Sebelas warga Celep, Kedawung, Sragen, mengalami keracunan setelah menyantap sega atau nasi gudangan. Ternyata, kasus serupa juga pernah terjadi di Karangmalang, Sragen.
Sebanyak 11 warga Desa Celep, Kedawung, Kabupaten Sragen, yang mengalami keracunan massal saat menyantap bancakan wetonan Sura sudah pulang ke rumah masing-masing pada Sabtu (27/8/2022).
DKK Sragen mengambil sampel bumbu gudangan dan tanah yang dipakai mengolah daun pepaya lantaran dicurigai sebagai penyebab keracunan massal 11 warga Celep.
Puluhan warga Dusun Krajan, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, mengalami keracunan atau keracunan massal seusai menyantap hidangan soto di acara tahlilan.
Satreskrim Polresta Solo belum mendapatkan hasil pemeriksaan sampel menu berbuka puasa bersama yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Pucangsawit, Jebres.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengungkapkan masih ada 31 warga Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, korban keracunan massal yang menjalani rawat inap.
Dinkes Kota Solo dan Polisi masih meneliti sampel makanan, minuman, dan air yang dikonsumsi warga Pucagsawit, Jebres, Solo sehingga mengalami keracunan massal.
Sebanyak 17 warga Kricikan, Desa Rejosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menjadi korban keracunan massal nasi kotak dari Pucangsawit, Jebres, Solo.
Malam takbir di Kampung Gendingan, Pucangsawit, Jebres, Solo, berlangsung mencekam dengan lebih dari 20 ambulans berdatangan mengangkut warga korban keracunan massal ke RS.
Sejumlah warga Pucangsawit, Jebres, Solo, keracunan massal seusai mengikuti acara buka puasa bersama (bukber) di masjid kampung mereka, satu orang meninggal dunia.
Kapolres Nganjuk AKBP Jimmy Tana menyatakan keracunan massal ini terjadi di hajatan yang digelar oleh Sumanto, warga Desa Banaran, Kecamatan Kertosono.
Aparat Satreskrim Polres Ngawi menyelidiki keracunan massal yang menyebabkan 49 warga sakit. Diduga keracunan itu disebabkan nasi kotak hajatan salah satu warga Desa Sukowiyono, Ngawi.