SOLOPOS.COM - Yusril Ihza Mahendra menerima gambar wayang saat gelaran wayang kulit di Loji Gandrung, Sabtu (27/4/2024) malam. Gelaran wayang menampilkan lakon Semar Kembar Sembodro Larung dengan dalang Ki Warseno Slenk. (Solopos.com/ Ahmad Kurnia Sidik).

Solopos.com, SOLO–Ahli hukum Yusril Ihza Mahendra bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menonton wayang kulit di Loji Gandrung, Sabtu (27/4/2024) malam.

Gelaran wayang kulit tersebut menampilkan lakon Semar Kembar Sembodro Larung dengan dalang Ki Warseno Hardjodarsono atau akrab disapa Ki Warseno Slenk.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com, Yusril Ihza Mahendra tiba di Loji Gandrung sekitar pukul 20.10 WIB. Ia mengenakan kemeja batik berwarna cokelat dan celana berwarna hitam.

Dalam sambutannya, Yusril mengatakan bahwa gelaran tersebut memiliki makna spiritual tertentu. Karena gelaran tersebut dimaksudkan sebagai ruwatan.

“Dalam tradisi masyarakat Jawa ada anak diruwat, ada pusaka diruwat. Ini yang diruwat apa? Ini yang diruwat negara. Tentunya memiliki makna yang sangat-sangat dalam, khususnya bagi bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai dan perjuangkan bersama,” kata dia.

Yusril kemudian mengajak hadirin di Loji Gandrung untuk merefleksikan kejadian-kejadian yang telah dan sedang terjadi di Indonesia untuk kemudian diambil sisi baiknya dan dibuang sisi buruknya demi masa depan yang bangsa dan negara yang lebih baik.

“Kita sadar bahwa kita adalah sebuah bangsa yang besar, negara yang besar dan tidak mudah untuk diurus dan dikelola. Hanya orang-orang yang punya kemampuan yang tinggi dan mendapat anugerah dan Yang Mahakuasa yang diangkat menjadi pemimpin,” ungkap dia.

Dan karena itu, lanjut Yusril, ada tugas yang berat karena negara dan bangsa yang besar tentu memiliki tantangan yang besar.

Selain itu, ia juga menyinggung perihal kontestasi Pemilu yang telah berlalu dan Pilkada yang akan datang. yang menurut dia menuntut ketegangan masyarakat Indonesia. Dan dia berharap setelah semuanya selesai, agar masyarakat guyup dan rukun kembali. Bersatu kembali untuk masa depan.

“Syukur, Alhamdulillah, dalam Pemilu 2024 ini, unsur-unsur emosi keagamaan tidak terlalu dikedepankan dibandingkan 2019. Kita berharap pemilu usai kita bersama-sama kembali,” kata dia.

Dia juga berharap agar gelaran malam itu memberi banyak pelajaran dan tuntunan bagi hadirin secara khusus.

“Hal yang tak terlihat kasat mata, tidak terpikirkan banyak orang, bahwa persoalan politik dan pertentangan komunitas sebenarnya bisa dijembatani dengan kebudayaan,” ungkap dia.

Sementara itu, Gibran menyusul sekitar pukul 21.45 WIB, di saat Yusril menyampaikan sambutannya. Gibran tampak mengenakan kemeja batik berwarna cokelat dan celana berwarna hitam.

Seusai Yusril memberikan sambutan, ia mendapat kenang-kenangan berupa sebuah keris dan wayang kulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya