SOLOPOS.COM - Ilustrasi study tour. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten meminta agar semua kegiatan study tour yang akan digelar sekolah di bawah naungan Disdik Klaten ditunda terlebih dahulu. Disdik saat ini sedang menggodok panduan terkait kegiatan tersebut agar lebih menjamin keamanan dan keselamatan peserta secara keseluruhan.

“Sementara kami pending dulu kemudian kami buat panduan yang lebih menjamin semuanya. Kami sedang merumuskan,” kata Kepala Disdik Klaten, Titin Windiyarsih, saat ditemui Solopos.com di sela kegiatan sambang warga di Desa Pluneng, Kebonarum, Jumat (17/5/2024).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Titin membenarkan salah satu isi panduan study tour itu mengakomodasi saran Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten yang sebelumnya meminta agar armada bus yang digunakan dalam kegiatan study tour dipastikan kelaikan seperti ditunjukkan dengan uji kir berkala yang masih berlaku.

Selain itu, dia menekankan agar kegiatan study tour tidak diwajibkan kepada para siswa. “Makanya ini kami siapkan panduan-panduan agar semuanya terlindungi. Sabar dulu,” kata Titin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, imbauan untuk menunda terlebih dahulu kegiatan study tour diterima di sekolah-sekolah terutama tingkat SMP sederajat. Seperti yang disampaikan Titin, penundaan kegiatan study tour yang direncanakan sekolah menunggu petunjuk lebih lanjut.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan kebijakan terkait study tour akan dikaji dan dikoordinasikan terlebih dulu dengan dinas yang bersangkutan. Namun, Mulyani menegaskan jika memang study tour digelar tanpa ada keberatan dari siswa atau wali murid, panitia diminta lebih selektif memilih kendaraan maupun lokasi yang akan dituju untuk menjamin keamaan dan keselamatan peserta.

Sebelumnya, Dishub mengimbau agar sekolah yang akan menggelar study tour memastikan kendaraan yang ditumpangi memiliki uji kir masih berlaku. Imbauan itu disampaikan menyikapi peristiwa kecelakaan bus rombongan pelajar SMK di Subang, Jawa Barat, yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia, Sabtu (11/5/2024).

Belakangan diketahui, bus yang mengangkut rombongan bahas itu ternyata sudah terlambat melakukan uji kir alias uji kirnya sudah tidak berlaku sejak Desember 2023. Kir berasal dari bahasa Belanda keur yang merupakan proses kegiatan untuk menguji kelayakan kendaraan secara teknis.

“Yang jelas untuk jajaran pendidikan, kami sampaikan agar ada imbauan [ketika akan study tour dan lainnya] menggunakan armada layak jalan dibuktikan kir masih hidup secara teknis dan administrasi layak jalan,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Supriyono, saat ditemui di Pemkab Klaten, Senin (13/5/2024).

Soal tindak lanjut terkait imbauan itu, Supriyono mengatakan hal itu menjadi kewenangan Disdik. “Tadi sudah disampaikan [saat rapat koordinasi rutin]. Nanti tindak lanjutnya dari Kepala Disdik,” jelas Supriyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya