SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit perbankan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI/BBRI) mencatat kinerja positif, salah satunya tercermin dalam penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 10,89% year on year (yoy) atau sebanyak Rp1.308,65% hingga Maret 2024.

Hal ini diungkapkan Wakil Direktur BRI, Catur Budi Harto, dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal I, melalui Zoom Meeting, pada Kamis (25/4/2024).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Catur menyebut dari total penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% di antaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional. Mengingat, UMKM berperan sekitar 97% di Indonesia dan menyumbang PDB sekitar 61%,” paparnya.

Lebih lanjut, Catur menjelaskan seluruh segmen kredit BRI mengalami pertumbuhan positif. Pada segmen mikro tercatat tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62% yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06% yoy menjadi Rp272,85 triliun dan segmen korporasi tumbuh 15,10% yoy menjadi Rp219,24 triliun.

“Kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan di mana tercatat aset BRI mencapai Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy. Dari sisi kualitas aset, meskipun mampu mendorong penyaluran kredit tumbuh double digit nyatanya perseroan tetap mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan,” ujarnya.

Catur mengungkapkan hingga akhir triwulan I 2024, BRI mencatat rasio non perfoming loan (NPL) atau kredit macet di angka 3,11%. Sementara, rasio loan at risk dinilai membaik dari 16,39% di akhir triwulan 2023 menjadi 12,70% pada triwulan I 2024.

Dari sisi liabilities, pihaknya mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80% yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah atau current account savings account (CASA ) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80% secara yoy.

Pertumbuhan CASA ini tak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan dengan fokus pada low-cost funding dari CASA yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di mana tercatat loan to deposit ratio (LDR) pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%.

Dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan capitaladequacyratio (CAR) sebesar 23,97%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.

Sementara itu, pendapatan nonbunga atau fee based income (FBI) yang tumbuh 6,92% yoy menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI. Salah satu penopang kinerja fee based income BRI tersebut tak lepas dari kontribusi super apps BRImo, hingga akhir Maret 2024 tercatat BRImo telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3% secara yoy.

“Dalam 3 bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp1.251 triliun atau tumbuh 41,8% yoy,” ujar Catur.

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif. Hingga akhir triwulan I 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triiliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya