SOLOPOS.COM - Suasana saat mulainya terjadi kericuhan antar polisi dan peserta massa Hari Buruh atau May Day di depan kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng), Rabu (1/5/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Aksi demonstrasi yang digelar dalam rangka Hari Buruh Internasional atau May Day di depan kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng), diwarnai kericuhan, Rabu (1/5/2024). Sejumlah mahasiswa pun tampak terluka karena terhempas dari mobil komando saat water canon ditembakkan oleh aparat kepolisian.

Pantauan Solopos.com, ratusan orang yang terdiri mahasiswa dari berbagai kampus dan beberapa elemen masyarakat tiba di Jalan Pahlawan pada pukul 14.00 WIB. Kedatangan mereka disambut aparat kepolisian lengkap dengan polisi anti huru-hara dan mobil pengendalian massa atau Dalmas.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Kabag Ops Polrestabes Semarang, AKBP Asep Supiyanto, terlihat memperingatkan peserta aksi untuk tidak mamaksa masuk ke dalam halaman DPRD Jateng. Peringatan itu pun terjadi cukup lama sehingga polisi dan peserta aksi massa tampak saling adu mulut dengan keyakinannya masing-masing.

“Saya peringatkan kepada teman-teman mahasiswa untuk tidak melakukan provokasi. Kalian melakukan aksi dan orasi kami hargai. Tapi kami juga punya hak untuk menjaga ketertiban,” ucap AKBP Asep saat memperingatkan para peserta aksi, Rabu.

Memasuki pukul 15.30 WIB, suasana di depan kantor DPRD Jateng kian memanas lantaran peserta aksi terus memaksa merangsek ke dalam halaman dengan mendorong gerbang atau pintu masuk. Akhirnya, aparat kepolisian mengerahkan polisi anti huru-hara dan menembakkan water cannon untuk memecah kerumunan.

Seketika, ratusan peserta aksi itu pun langsung kocar-kacir atau bubar tanpa arah. Bahkan di antara mereka, terlihat ada yang terjatuh, tersungkur, bahkan terluka sampai bajunya robek-robek.

Koordinator aksi, Raka, mengatakan alasan ingin masuk ke dalam halaman kantor DPRD Jateng adalah untuk membacakan 19 tuntutan yang dibawa. Namun, saat berdiskusi, aparat kepolisian tak mengizinkan sehingga terjadi aksi saling dorong antara massa dan polisi di depan gerbang.

“Sebenarnya kami ingin membacakan tuntutan, kita bawa aksi damai, kami meminta buka pintu agar bisa masuk tapi enggak diindahkan [kabulkan],” kata Raka.

Lantaran tak diizinkan masuk, peserta aksi unjuk rasa mencoba menerobos secara paksa ke dalam halaman kantor DPRD Jateng. Polisi yang sudah tak mampu menahan para peserta aksi di depan gerbang pun kemudian menembakkan water cannon untuk memecah kerumunan.

“Iya, ada yang luka-luka tadi. Jumlahnya berapa belum tahu. Karena pas water cannon ditembakkan, sebagian yang di mobil komando ada yang terlempar karena tersemprot air,” akunya.

Bahkan saat polisi anti huru-hara dikerahkan, terang Raka, para mahasiswa yang dibarisan depan ada yang terkena pukulan. Beberapa di antara mereka juga ada yang bajumya robek-robek.

“Iya [bajunya ada yang robek-robek tadi]. Soalnya tadi yang barisan depan kena pukul polisi,” terangnya.

Saat berita ini ditulis, para peserta aksi massa masih berada di lokasi kejadian dan tengah membakar ban di depan kantor DPRD. Tak hanya itu, rombongan lainya dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga mulai berdatangan atau tiba di lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya