Soloraya
Kamis, 25 April 2024 - 14:53 WIB

Beromzet Rp100 Juta/Bulan, Pengusaha Hiasan Mahar Boyolali Akui Kekuatan Medsos

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan My Memorist menata beberapa hiasan mahar di rumah produksi milik Ma'ruf Bin Husein di Desa/Kecamatan Teras, Boyolali, Kamis (25/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIPengusaha hiasan mahar pernikahan asal Dukuh Sidomulyo, Desa Teras, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Ma’ruf Bin Husein, mengakui kesuksesan bisnisnya hingga kini beromzet Rp100 juta/bulan, salah satunya karena kekuatan media sosial dan marketplace.

Hiasan mahar yang ia jual dengan merek My Memorist itu tak hanya laku di hampir seluruh kota se-Indonesia tapi juga hingga mancanegara. Terlebih, terdapat fitur siaran di marketplace sehingga banyak orang yang bisa menonton langsung produknya.

Advertisement

Saat awal membuka usaha, Ma’ruf lebih banyak memasarkan produknya lewat media sosial seperti Instagram dan Tiktok @my.memorist. Pada dua bulan pertama, belum ada pembeli hiasan mahar di tempatnya. Kemudian, setelah itu ada pembeli yang membutuhkan suplai aksesori mahar.

Pengusaha muda asal Teras, Boyolali, itu lantas bergabung di grup atau komunitas pembuat hiasan mahar dan menawarkan jasanya untuk menjadi supplier pembuatan ornamen nama dan sebagainya. Beriringan dengan itu, ia juga menjual mahar dan aksesori di marketplace.

Advertisement

Pengusaha muda asal Teras, Boyolali, itu lantas bergabung di grup atau komunitas pembuat hiasan mahar dan menawarkan jasanya untuk menjadi supplier pembuatan ornamen nama dan sebagainya. Beriringan dengan itu, ia juga menjual mahar dan aksesori di marketplace.

Hiasan mahar My Memorist ada yang berbahan akrilik dan pollywood. Untuk hiasan mahar jadi di tempatnya dijual dengan harga Rp190.000-Rp1,7 juta per item.

“Dulu awal buka di Shopee, sekarang masif di Tiktok Shop, apalagi karena bisa live, kan. Kalau live, pelanggan bisa melihat barangnya pas siaran langsung. Pengiriman kami itu bisa sampai Taiwan, Singapura, Jepang, Malaysia, Korea. Mungkin karena banyak TKI [Tenaga Kerja Indonesia] di luar negeri,” jelas pria 30 tahun tersebut saat ditemui Solopos.com di rumah produksinya, Kamis (25/4/2024).

Advertisement

Ia mengawali usaha dengan mengubah bekas kandang kambing milik orang tuanya menjadi lokasi produksi hiasan mahar. Tak hanya membuat hiasan mahar, My Memorist juga menyuplai kebutuhan laser cutting ke perajin mahar dan memberdayakan reseller.

Ia menceritakan pada saat pandemi Covid-19 tahun 2021, saat menggarap tesis S2, ada banyak waktu kosong. Ma’ruf pun memulai bisnis dengan berjualan foto kado wisuda. Ia merasa masih perlu meng-upgrade usahanya. Dengan uang tabungan yang dikumpulkan, ia pun membeli mesin laser cutting pertamanya seharga Rp23 juta.

Sekarang, Ma’ruf sudah memiliki tiga mesin di rumah produksinya. Dari produksi sendiri, lambat laun Ma’ruf merasakan usahanya berkembang dan perlu merekrut karyawan. Beberapa teman dan tetangga pun akhirnya direkrut untuk menjadi karyawan.

Advertisement

Saat ini, My Memorist memiliki 15 karyawan dan yang terjauh berasal dari Magelang. Ma’ruf sengaja sebagian besar tetangga sekitar karena ingin memberdayakan pemuda di sekitar tempat tinggalnya. Ia mengatakan 13 dari 15 karyawannya adalah mantan karyawan pabrik.

Pemasaran produk My Memorist saat ini sudah meluas ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri. Pada puncak orderan, My Memorist bisa mengirimkan 40 produk baik hiasan mahar dan aksesori dalam satu hari. Bahkan, pesanan untuk digunakan pada 2025-2026 juga sudah mulai masuk.

“Omzet kami dalam sebulan bisa di angka Rp100-an juta lebih [untuk usaha mahar dan aksesori]. Kado foto wisuda sudah tidak, karena kalau usaha kan yang marginnya tinggi,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif