SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (tengah) saat Giat Kunjungan Pos Pam Lebaran di Pos Exit Tol Pungkruk, Sragen, Selasa (9/4/2024) siang. (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SRAGEN—Tahun 2024 merupakan tahun terakhir bagi Kusdinar Untung Yuni Sukowati sebagai Bupati Sragen. Yuni, sapaan akrabnya, merasa masih menyisakan pekerjaan rumah (PR) yang harus dilanjutkan bupati penggantinya agar pembangunan berkesinambungan.

Salah satunya tentang rekayasa lalu lintas yang melintasi jalur kereta api (KA) di wilayah Kota Sragen.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Setidaknya ada lima perlintasan jalur KA di wilayah Kota Sragen, yakni perlintasan KA di Beloran, Sragen Kulon; perlintasan KA Pasar Bunder Sragen; perlintasan KA Alun-alun Sragen; perlintasan KA Teguhan, Sragen Wetan; dan perlintasan KA Pilangsari, Ngrampal.

“Pada momentum Hari Jadi ke-278 Kabupaten Sragen ini, saya akan menyampaikan pertanggungjawaban saya kepada masyarakat terkait kinerja yang sudah dicapai dan belum tercapai. Target yang belum tercapai berkaitan dengan penataan Kota Sragen. Penataan dan rekayasa lalu lintas memang belum menjadi prioritas di pemerintahan saya karena sibuk dengan jalan dan jembatan,” jelas Yuni kepada Solopos.com, pekan lalu.

Yuni mencermati rekayasa lalu lintas sangat diperlukan mengingat peningkatan jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kota Sragen. Dia mengatakan rekayasa itu dibutuhkan terutama di perlintasan KA di dalam Kota Sragen, seperti di perlintasan KA Teguhan yang sering macet dan di perlintasan KA Alun-alun.

Termasuk di fly over di Pilangsari yang juga melintasi jalur KA juga sudah pernah dikaji untuk merekayasa agar kendaraan berat bisa lewat jalur itu.

Selama ini kendaraan berat lewatnya perlintasan KA Teguhan sehingga lalu lintas sering macet.

“Dulu sudah ada upaya pembebasan lahan agar fly over Pilangsari itu dapat dilurus sehingga kendaraan berat bisa lewat itu kemudian tembus ke jalur lingkar selatan dan fly over dilebarkan. Ya, sudah ada DED [detail engineering design] dulu tetapi kebutuhan biayanya tinggi sehingga Pemkab tidak mampu,” jelas Yuni.

Di sisi lain, Yuni juga berpikir pada penataan kota dengan pengembangan di wiilayah Kota Sragen Utara, terutama di kawasan Nglangon. Dia mengatakan penataan itu dengan pemanfaatan eks-kios renteng Nglangon dan pemindahan Pasar Hewan Nglangon ke wilayah Nglorog.

Menurutnya, penataan kota juga dilakukan di wilayah Gemolong yang menjadi Kota Sragen II. “Pasar Gemolong itu rencananya juga direlokasi ke selatan dekat dengan Kecamatan Gemolong,” jelasnya.

Dia berharap Bupati Sragen penggantinya benar-benar memperhatikan hal itu. Dia berharap ada sosok Bupati yang bukan sekadar menerima anggaran yang ada tetapi sosok Bupati yang berani mengambil risiko untuk kemajuan Sragen ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya