Soloraya
Jumat, 30 Maret 2018 - 01:35 WIB

Dinyatakan Punah Sejak 1980, Harimau Jawa Diyakini Masih Ada di Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi harimau sumatra (Taman Safari Indonesia)

Warga Nguntoronadi, Wonogiri, mengaku masih kerap melihat harimau jawa yang dinyatakan punah sejak 1980.

Solopos.com, WONOGIRI — Harimau jawa telah dinyatakan punah oleh International Union of Conservation for Nature (IUCN) pada 1980, warga sekitar Gunung Pegat, Nguntoronadi, Wonogiri, meyakini hewan itu masih ada di Wonogiri.

Advertisement

Mereka beberapa kali menjumpai hewan langka itu di Gunung Pegat. Juru Kunci Gunung Pegat, Suratno, 58, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kepuh Kulon, Bumiharjo, Nguntoronadi, Rabu (28/3/2018), mengatakan di Gunung Pegat masih ada harimau. Bahkan tidak hanya di Gunung Pegat melainkan beberapa kawasan di hutan desa masih beberapa kali Suratno melihat harimau jawa.

Di sebelah barat Desa Suruh ada daerah bernama Song Gogor yang dalam Bahasa Indonesia disebut Gua Anak Macan atau sarang macan. Suratno pernah menyaksikan harimau yang sedang bermain dengan tiga ekor anaknya di kebun tebu.

Advertisement

Di sebelah barat Desa Suruh ada daerah bernama Song Gogor yang dalam Bahasa Indonesia disebut Gua Anak Macan atau sarang macan. Suratno pernah menyaksikan harimau yang sedang bermain dengan tiga ekor anaknya di kebun tebu.

“Gunung Pegat itu tempat harimau, ada banyak disini di Song Gogor, kalau di Gunung Pegat macan tinggal di tempat yang tinggi dan susah dijangkau, apalagi dulu sebelum jalan raya ada, sering tiap malam lewat,” ujar Suratno

Suratno juga menambahkan jumlah harimau di sekitar Gunung Pegat mencapai puluhan ekor. Namun harimau tidak pernah menyerang ternak warga. Menurutnya, harimau tidak akan mengganggu kalau manusia tidak memulainya dahulu. Harimau berburu hewan-hewan yang ada di hutan seperti kera, kijang, dan ikan di sungai.

Advertisement

“Serius, saya tidak omong kosong, banyak di sini, belum punah, di ladang tebu itu ya loreng seperti di televisi harimau sumatra, persis itu kan sama harimau sumatra dan harimau jawa, orang sini pada tahu semuanya kalau sore keluar dari ladang tebu, anak-anak harimau bermain seperti kucing,” ujar Suratno.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah, Suharman, saat dihubungi Solopos.com, Rabu, mengatakan yang tampak oleh masyarakat adalah macan tutul jawa dan bukan harimau jawa. Ia juga menambahkan harimau jawa sudah lama punah.

“Bukan harimau jawa melainkan macan tutul jawa, macan jawa sudah dinyatakan punah oleh IUCN pada 1980, artinya macan jawa sudah tidak terlihat sejak 1960,” ujar Suharman.

Advertisement

Suharman juga menambahkan BKSDA Provinsi Jawa Tengah belum menerima laporan masyarakat mengenai terlihatnya macan jawa di sekitar Gunung Pegat, Wonogiri. Ketua RW Tengger Lor, Desa Bumiharjo, Sagimin, saat ditemui di sawahnya, Rabu, mengatakan belum pernah menemui macan di Gunung Pegat melainkan di sekitar rumahnya di Tengger Lor.

Awalnya ia mengira yang melompat adalah sapi namun ketika ia lihat dengan seksama ternyata seekor harimau yang berlari. “Saat musim kemarau lebih sering tampak, banyak yang takut, macannya loreng seukuran anak sapi, kalau cari air minum di sekitar sini,” ujar Sagimin.

Sagimin mengatakan ia belum percaya kalau macan jawa sudah punah. “Saya percaya macan jawa belum punah, saya mengalami bertemu hingga empat kali!,” kata Sagimin.

Advertisement

Salah satu warga, Yatmo, menambahkan banyak pemancing yang pernah bertemu dengan macan jawa. Pemancing berpapasan dengan seekor macan dengan dua anaknya.

“Yang ada di sini itu macan loreng bukan macan tutul, macan tutul malah belum pernah ada yang melihat, masyarakat juga sering melihat namun macannya tidak pernah mengganggu masyarakat,” ujar Yatmo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif