News
Rabu, 28 Maret 2018 - 16:46 WIB

Operasi Tinombala Tinggal 3 Hari, 7 Teroris Masih Bercokol di Poso

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas kepolisian menunjukkan foto 10 orang anggota kelompok Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 di Mapolda Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (30/6/2016). Sejak dilancarkannya Operasi Tinombala di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Januari 2016 lalu, satu demi satu anggota kelompok Santoso berkurang karena menyerahkan diri, tertangkap hidup-hidup, hingga tertembak mati. (JIBI/Solopos/Antara/Basri Marzuki).

Tujuh teroris masih bercokol di Poso, Sulawesi Tengah, meski operasi Tinombala tinggal 3 hari tersisa.

Solopos.com, JAKARTA — Mabes Polri didesak untuk segera memaksimalkan operasi Tinombala untuk memburu dan menangkap seluruh anggota teroris kelompok Santoso di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Polisi harus segera menangkap tujuh orang tersisa untuk mencegah peristiwa Marawi terjadi di Poso.

Advertisement

Pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara, optimistis Kepolisian tidak hanya bisa mencegah terjadinya peristiwa Marawi melebar hingga ke Poso. Polri juga dapat mencegah peredaran senjata api ilegal yang digunakan teroris di Indonesia jika operasi Tinombala dimaksimalkan.

“Operasi tinombala ini bisa mencegah peredaran senjata ilegal dan mencegah peristiwa Marawi terjadi di Poso,” tuturnya kepada Bisnis/JIBI, Rabu (28/3/2018).

Seperti diketahui, Polri telah memperpanjang operasi tinombala hingga Maret 2018 untuk memburu tujuh anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih tersisa. Pemimpin utama kelompok itu, Santoso, telah tewas pada 2016 lalu.

Advertisement

Nama teroris yang tersisa itu di antaranya adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar, Qatar alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Abu Alim, dan Kholid.

Polri memperpanjang operasi tinombala pada Januari 2018 dan akan berakhir pada Maret 2018 karena periode operasi tersebut hanya berlangsung selama tiga bulan. Operasi tinombala tidak hanya diisi oleh anggota Polri, tetapi juga melibatkan TNI, TNI AD, dan Brimob.

Menurut Robi, sisa kelompok teroris tersebut masih bisa menjadi ancaman bagi keamanan nasional, terlebih Indonesia akan mengadakan Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019. Dia berharap Polri tidak segan untuk meringkus semua teroris yang tersisa sehingga pesta demokrasi bisa berjalan dengan aman di Indonesia.

Advertisement

“Polri harus tangkap semua teroris itu, karena mereka akan memanfaatkan momentum apapun untuk melakukan aksi terornya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif