Jogja
Jumat, 23 Maret 2018 - 09:20 WIB

Minat Baca Masyarakat Rendah, Perpustakaan Perlu Tambah Buku

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas di perpustakaan (smapas7bdg.blogspot.com)

Rendahnya minat baca masyarakat senyampang dengan terbatasnya jumlah buku di perpustakaan

 
Harianjogja.com, SLEMAN– Rendahnya minat baca masyarakat senyampang dengan terbatasnya jumlah buku di perpustakaan. Oleh karena itu, baik perpustakaan maupun jumlah buku dalam satu perpustakaan harus ditambah.

Advertisement

Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan RI Supriyanto mengakui jika sampai saat ini minat masyarakat untuk membaca masih rendah. Kondisi tersebut disebabkan karena sejumlah faktor. Selain  terbatasnya jumlah buku yang tersedia di perpustakaan, jumlah perpustakaan juga masih sedikit.

“Untuk meningkatkan minat membaca jumlah perpustakaan di berbagai daerah harus ditambah dan jumlah bukunya juga dilengkapi. Kalau ini dilakukan maka minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan dan membaca buku akan kembali tumbuh,” katanya saat mengikuti Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Gemar Membaca di Rumah Dinas Bupati, Kamis (22/3/2018).

Kegiatan tersebut, katanya diharapkan dapat memberi motivasi bagi para pengelola perpustakaan desa dan taman bacaan untuk terus mendorong tumbuhnya minat baca masyarakat. Kelompok-kelompok ini dinilai memiliki peran penting untuk mengembangkan perpustakaan di lokasinya masing-masing.

Advertisement

“Gerakan ini juga menjadi media yang tepat untuk mengenalkan pengelolaan perpustakaan dari sudut pandang lain. Bagaimana perpustakaan bisa lebih membumi di masyarakat. Ini momentum agar memanfaat perpustakaan sebagai pusat pengetahuan dan sumber informasi bisa lebih memasyarakat,” katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat perlu dimulai sejak masa kanak-kanak.  Semua sekolah di Sleman harus memiliki perpustakaan sebagai jantung sekolah.  “Budaya membaca sebenarnya merupakan kebiasaan yang baik tetapi mulai banyak ditinggalkan,” katanya.

Munculnya berbagai teknologi saat ini seakan dapat menggantikan peranan buku. Minat anak-anak untuk membaca sudah tergantikan dengan permainan-permainan individualis diberbagai gadget. “Kondisi ini jelas memprihatinkan apalagi terjadi di wilayah Sleman yang menjadi kawasan pendidikan dengan jumlah perguruan tinggi terbanyak di DIY,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Sri, semakin tingginya persaingan di bidang pendidikan menjadi tantangan untuk kembali menggalakkan budaya membaca. Harus disadari membaca menjadi kebutuhan untuk menambah pengetahuan. Dia mengajak agar masyarakat kembali membudayakan membaca.

“Bisa dimulai dari lingkungan terkecil di rumah masing-masing, di sekolah, perkantoran, dan diberbagai kesempatan. Saat ini informasi tidak saja dicari di buku namun juga bisa dicari melalui e-book dan perpustakaan digital,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Sri menyerahkan bantuan buku kepada Perpustakaan Pusat sementara Supriyanto menyerahkan bantuan tiga unit sepeda motor angkutan buku perpustakaan ke Perpustakaan Sleman,  Perpustakaan Desa  Hargobinangun Pakem dan Perpustakaan Desa Sumberharjo Prambanan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif