Jateng
Jumat, 23 Maret 2018 - 10:50 WIB

KISAH UNIK : Terjaring Razia PGOT di Salatiga, Kakek-Kakek Keluarkan Handphone

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) oleh Satpol PP. (R. Wibisono/JIBI/Semarangpos.com)

Kisah unik kakek-kakek yang terjaring razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) di Kota Salatiga membuat tercengang aparat.

Semarangpos.com, SALATIGA — Tim gabungan Polres Salatiga, Satpol PP, dan Dinas Sosial Kota Salatiga mencokok dua orang gila dan sembilan orang lainnya dalam razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) di seputaran Bundaran Tamansari dan Jl. Jenderal Sudirman. Di akhir razia itu, kisah unik terungkap dari seorang kakek-kakek yang lalu mengeluarkan handphone alias pesawat telepon seluler.

Advertisement

Setelah ditangkapi dari pusat keramaian Kota Salatiga itu, ke-11 orang yang dicokok tim gabungan itu didata di Mapolres Salatiga. Sebagaimana dikutip laman aneka berita Okezone.com dari Sindonews.com, Rabu (21/3/2018), pengemis yang memiliki kartu identitas langsung dibina dan dikenai sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Sedang dua orang gila dan beberapa pengemis yang tidak memiliki kartu identitas langsung dibawa ke tempat penampungan PGOT Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah di Semarang.

Operasi PGOT ini merupakan bagian dari upaya pencegahan munculnya penganiayaan terhadap ulama yang melibatkan sejumlah oknum yang diklaim mengalami gangguan kejiwaan. “PGOT yang terjaring razia kami bina agar mereka tidak lagi mengemis. Sedangkan orang gila dan pengemis yang tidak memiliki identitas, kami kirim ke tempat penampungan di Semarang,” kata Plt Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Salatiga, Suprianta, Rabu (21/3/2018).

Dalam akhir razia itu muncul kisah unik dari seorang kakek-kakek yang berusia sekitar 70 tahun. Petugas anggota tim gabungan itu dikejutkan ulah pengemis berusia lanjut itu, tatkala ia tiba-tiba mengeluarkan pesawat telepon genggam dari saku bajunya. Pengemis sepuh itu lantas membuat panggilan kepada seseorang dan terlihat melakukan perbincangan yang cukup serius dengan orang yang diteleponnya itu.

Advertisement

Setelah pengemis itu selesai menelepon, salah seorang petugas menanyakan nama orang yang ditelepon, namun kakek-kakek tersebut tidak menjawab. Bahkan ketika petugas menanyakan namanya pun, kakek-kakek tersebut tidak mau menjawab.

Kapolres Salatiga, AKBP Yimmy Kurniawan mengatakan, gelandangan dan pengemis (gepeng) dan anak punk yang terjaring razia PGOT itu akan dipulangkan ke rumah masing-masing sesuai alamat yang tertera pada kartu identitas mereka. Sementara itu, bagi yang tidak jelas alamatnya dititipkan di Dinsos untuk diberi pembinaan berupa keterampilan.

“Jangan sampai mereka kembali ke jalanan lagi untuk mengemis atau ngamen. Kami upayakan mereka bisa mendapat pelatihan ketrampilan agar mereka bisa mencari pekerjaan yang layak,” ujar Yimmy.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif