Jogja
Jumat, 23 Maret 2018 - 17:55 WIB

Jenderal Hadi Sebut Pelajar Gunungkidul Calon Presiden dan Panglima TNI

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto (berkumis) di Lapangan Bedoyo, Desa Bedoyo, Ponjong, Jumat (23/3/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto menghadiri acara bakti sosial memperingati ulang tahun Dharma Pertiwi ke-52 dan napak tilas rute gerilya Panglima Jenderal Soedirman

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto menghadiri acara bakti sosial memperingati ulang tahun Dharma Pertiwi ke-52 dan napak tilas rute gerilya Panglima Jenderal Soedirman di Lapangan Bedoyo, Desa Bedoyo, Ponjong, Jumat (23/3/2018).

Advertisement

Di kesempatan ini, dia memberikan semangat kepada ratusan pelajar yang hadir untuk bisa berprestasi demi masa depan yang lebih baik.

“Para pelajar yang hadir ini merupakan calon-calon presiden, calon panglima TNI. Sedang untuk pelajar putri, paling tidak bisa menjadi calon ibu panglima TNI,” kata Hadi dalam sambutannya.

Menurut dia, untuk menjadi seorang calon presiden maupun Jenderal TNI bukan hanya sebatas mimpi. Namun, hal itu dapat diwujudkan dengan niat kerja keras dan diiringi dengan doa. Namun, yang tak kalah penting agar cita-cita tersebut tercapai harus bisa menjaga pergaulan. Salah satunya menghindari dari masalah narkoba.

Advertisement

Hadi mengungkapkan, peredaran narkoba sangat berbahaya karena bisa merusak generasi muda sehingga apa yang dicita-citakan dapat hancur seiring dengan pemakaian obat-obatan terlarang.

“Narkoba dan miras sangat berbahaya jadi harus dihindari, salah satunya dengan menjaga pergaulan. Saya yakin kalau terus belajar dan pantang menyerah maka bisa muncul calon pemimpin dari Gunungkidul yang bisa menggetarkan dunia,” tutur jenderal bintang lima ini.

Di kesempatan ini, Hadi pun sempat menceritakan di awal-awal masuk menjadi anggota TNI. Ia bercerita, 35 tahun yang lalu pernah mengalami apa yang dilakukan oleh taruna tingkat pertama akademi militer yang berjalan untuk napak tilas rute gerilya yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman.

Advertisement

“Sekarang setelah 35 tahun, saya hadir lagi, namun dengan dimensi yang berbeda,” ungkapnya.

Kegiatan TNI yang diselenggarakan di Lapangan Bedoyo tidak hanya napak tilas sejarah, namun juga diisi kegitan bhakti sosial untuk memperingati ulang tahun Dharma Pertiwi ke-52, sekaligus sebagai wujud dharma bakti TNI ke masyarakat.

“Khusus bhakti sosial [kemarin] tidak direncanakan, melainkan secara spontanitas. Sebab, TNI sadar dan ingin meningkatkan derajat (kesehatan) masyarakat,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif