Soloraya
Kamis, 22 Maret 2018 - 02:00 WIB

PILKADA 2018: Panglima TNI Minta Waspadai 3 Ancaman Global

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah), berjalan dan disambut dengan yel oleh prajurit TNI dalam acara Pengarahan Panglima TNI kepada Prajurit TNI di Wilayah Soloraya, di Mako Grup 2 Kopassus, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (20/3/2018). (M Ferri Setiawan/JIBI/SOLOPOS)

Panglima TNI minta waspadai 3 ancaman global.

Solopos.com, SUKOHARJO—Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, meminta prajurit TNI dan masyarakat mewaspadai tiga ancaman global menjelang pilkada serentak 2018. Ketiga ancaman itu yakni biologi, teknologi digital, dan kesenjangan ekonomi.

Advertisement

Hal ini disampaikan di sela-sela pengarahan ribuan prajurit TNI se-Soloraya di Markas Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan, Selasa (20/3/208).

Menurut Hadi, tantangan di era digital makin berat dengan ancaman yang sulit diprediksi. Prajurit TNI harus bisa memahami berbagai ancaman itu untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Advertisement

Menurut Hadi, tantangan di era digital makin berat dengan ancaman yang sulit diprediksi. Prajurit TNI harus bisa memahami berbagai ancaman itu untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Misalnya kampanye hitam dan berita palsu atau hoax menjadi ancaman cyber menjelang pilkada serentak pada 2018 dan 2019. Ancaman ini wajib dipahami prajurit TNI dan masyarakat,” kata dia, Selasa.

Kampanye hitam dan berita hoax berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini dipengaruhi mayoritas masyarakat menggunakan media sosial (medsos) seperti Facebook dan Twitter.

Advertisement

“Prajurit TNI harus netral. Kami selalu berkoordinasi dengan Polri menjelang pelaksanaan pilkada serentak,” ujar dia.

Ancaman lainnya, lanjut Hadi, yakni biologi atau biology threats yang berpotensi muncul saat penularan penyakit di tubuh manusia. Beberapa waktu lalu, muncul penyakit difteri yang menyebar di lebih dari 20 provinsi di Indonesia pada 2017.

“Ada kasus penyakit difteri, campak, atau penyakit menular lainnya. Ini juga ancaman nyata bagi bangsa Indonesia yang harus diwaspadai,” papar dia.

Advertisement

Dalam kegiatan itu, Hadi menyampaikan telah mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk menaikkan tunjangan bintara pembantu desa (babinsa) dan tunjangan kinerja prajurit TNI. Selama ini, tunjangan babinsa lebih rendah dibandingkan tunjangan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas). Padahal, mereka membutuhkan dana operasional saat bertugas di lapangan.

Hadi juga menyinggung pembangunan ribuan unit rumah untuk para prajurit TNI.

“TNI AD telah membangun 6.000 unit rumah. Bahkan bakal ditambah menjadi 10.000 unit rumah. Begitu pula dengan TNI AL dan TNI AU bakal mengalokasikan anggaran untuk membangun ribuan unit rumah untuk kesejahteraan prajurit TNI,” kata dia.

Advertisement

Kegiatan pengarahan prajurit TNI itu juga dihadiri Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Madsuni, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Agus Suhardi, Panglima Kodam (Pangdam) IV /Diponegoro,  Mayjen TNI Wuryanto, serta sejumlah pejabat di Mabes TNI.

Advertisement
Kata Kunci : Panglima TNI Pilkada 2018
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif