News
Kamis, 22 Maret 2018 - 06:30 WIB

Peningkatan Utang Ternyata Tak Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Peningkatan nilai utang pemerintah ternyata tak mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apa sebabnya?

Solopos.com, JAKARTA — Peningkatan utang tidak mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sehingga output perekonomian relatif stagnan. Ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan seharusnya utang yang digunakan untuk sektor produktif bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Advertisement

“Nyatanya sejauh ini semenjak 3,5 tahun terakhir nilai utang meningkat, produktivitas tidak kunjung meningkat,” katanya dalam acara diskusi Indef, di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Berdasarkan paparannya, pertumbuhan utang pemerintah pada dalam denominasi rupiah adalah 14,81%, sedangkan pertumbuhan PDB nominal hanya 8,72%. Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Tak Berefek Signifikan, Ada yang Salah?

“Laju pertumbuhan utang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan PDB dapat menggerogoti stabilitas sistem ekonomi ke depan,” imbuhnya.

Advertisement

Adapun output pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah sektor industri pengolahan dan pertanian masih belum dapat tumbuh di atas PDB, yakni hanya 4,27% dan 3,81%. Padahal, kata Heri, sektor tersebut banyak menyerap tenaga kerja dan memberi kontribusi besar terhadap PDB.

Sektor tersebut juga tidak banyak menyerap dana dari utang luar negeri. Justru utang luar negeri lebih didominasi oleh sektor jasa keuangan dan administrasi pemerintahan.

Selain itu, katanya, impor masih cenderung meningkat, walaupun pemerintah berusaha meningkatkan produksi dalam negeri. “Artinya tujuan utang untuk meningkatkan kemandirian ekonomi juha masih belum tarcapai,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif