Jateng
Kamis, 22 Maret 2018 - 11:50 WIB

PENGANIAYAAN KENDAL : Kapolda Tegaskan Penyerang Ulama Tidak Gila

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Condro Kirono. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Penganiayaan menyusul penyerang ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Kendal bukan dilakukan orang gila.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono menegaskan tersangka penganiayaan mantan ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, K.H. Ahmad Zaenuri dan menantunya bukan orang yang mengalami gangguan jiwa alias orang gila.

Advertisement

“Dari hasil pemeriksaan psikologis, pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Kapolda Condro Kirono di Kota Semarang, Jateng, Rabu (21/3/2018). Penegasan itu disampaikannya menyusul maraknya pemberitaan yang mengaitkan insiden tersebut dengan fenomena penyerangan tokoh agama di tahun politik.

Pelaku penganiayaan yang telah diamankan polisi diketahui bernama Suyatno, 34, warga Gumuh, Kabupaten Kendal yang sehari-harinya mencari nafkah dengan cara mengamen. Berdasarkan keterangannya, pelaku mengaku mengincar tas milik istri Agus Nurus Sakban, menantu Ahmad Zaenuri.

Meski sudah mengetahui motif pencurian di balik penganiayaan, kata dia, penyidik tidak hanya berhenti sampai di situ. “Masih ditelusuri seminggu ke belakang, mapping ponsel, keterangan dari keluarga,” katanya.

Advertisement

Itulah pasalnya, ia menegaskan kepolisian belum sampai pada kesimpulan akhir atas perkara tersebut. Saat kejadian, Sabtu (17/3/2018), pelaku terlebih dahulu menyerang Agus Nurus Sakban, menantu takmir Masjid At Tuqo tersebut, saat hendak mengeluarkan mobil. “Targetnya tas yang dibawa korban,” katanya.

Mengetahui menantunya diserang, Rais Syuriah NU Kecamatan Kangkung itu kemudian berusaha membantu. Sementara dari keluarga pelaku, lanjut dia, diperoleh informasi tentang riwayat yang bersangkutan pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Kepolisian sendiri masih berkoordinasi dengan rumah sakit jiwa perihal informasi tersebut. Meski demikian, menurut dia, saat beraksi pelaku diyakini dalam kondisi sadar.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif