Teknologi
Rabu, 21 Maret 2018 - 11:10 WIB

Transfer Kenangan ke Komputer, Pria Ini Rela "Bunuh Diri"

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sam Altman (Gizmodo)

Seorang pemilik startup rela melakukan hal hal tak masuk akal demi memindahkan kenangannya ke komputer.

Solopos.com, SOLO – Pemilik startup Y Combinator, Sam Altman, mengumumkan sebuah hal tak masuk akal. Ia berambisi mengabadikan kenangannya ke dalam komputer. Tak tanggung-tanggung, demi mewujudkan keinginannya ia rela “bunuh diri”.

Advertisement

Ia ingin mengunggah semua apa yang ada di otaknya ke komputer, agar dia menjadi “hidup” selamanya. Hal ini dia lakukan melalui sebuah perusahaan bernama Nectome. Perusahaan startup ini mengklaim dapat mengunggah isi dari otak seseorang kemudian menyimpannya di sebuah komputer.

Namun untuk melakukan hal tersebut, Sam bersama 24 orang lainnya yang sudah terdaftar harus meninggal terlebih dahulu. Dilansir Okezone dari Daily Mail, Selasa (20/3/2018), hal ini dapat dilakukan dengan bantuan medis. Untuk diketahui, proses ini hanya legal di beberapa negara bagian Amerika saja.

Saat proses inilah, semua isi pikiran dari Sam diunggah. Di saat yang sama, otak Sam juga akan dibalsemkan untuk menjaga data yang ada dapat terunggah. Pasalnya, proses transfer data ini hanya bisa dilakukan saat otaknya masih bekerja.

Advertisement

Dalam situs Nectome, mereka menjelaskan jika misi “membunuh orang” ini bertujuan untuk mengawetkan otak dengan baik dan menjaga semua memori di dalamnya tetap utuh. Menurut pendiri Nectome, Robert McIntyre, meski proses ini sangat fatal, namun para pengguna bisa menyimpan ingatannya secara utuh.

“Memori yang tersimpan akan sangat detail, seperti bab yang paling disukai dalam buku favorit, rasa dingin akan udara di musim salju, aroma pie apel yang baru keluar dari panggangan, sampai rasa bahagia ketika makan malam bersama orang tersayang,” klaim Nectome.

Di dalam sebuah kesempatan, McIntyre mengatakan metode ini sangat tepat bagi mereka yang menginginkan ingatan mereka “abadi”.

Advertisement

“Kami percaya bahwa di abad ini, sangat layak untuk mendigitalkan informasi tersebut dan menggunakannya untuk menciptakan kembali kesadaran Anda,” ujar McIntyre.

Apa yang dilakukan oleh Sam dan ke-24 orang lainnya tentu sangat kontroversional. Bahkan yang lebih tidak masuk akal lagi, setiap orang diwajibkan membayar US$10.000 atau Rp137 juta untuk hal berisiko tinggi tersebut.

Advertisement
Kata Kunci : Kisah Tragis Kisah Unik
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif