Soloraya
Rabu, 21 Maret 2018 - 06:00 WIB

KISAH UNIK : Tugu Motor Klasik Klaten, Bukti Solidaritas Komunitas Yamaha 70-an

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menghidupkan mesin sepeda motor yang terpasang di tugu buatan warga Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Selasa (20/2/2018). (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Ada tugu sepeda motor klasik di Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Tugu sepeda motor klasik dibangun di Prawatan, Jogonalan, Klaten. Lintang, 21, memanjat tugu setinggi dua meter di tepi jalan masuk kampung wilayah Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Selasa (20/2/2018) siang. Ia langsung menduduki jok sepeda motor yang nangkring di ujung tugu.

Advertisement

Lintang lantas menggenjot sepeda motor Yamaha jadul yang kerap disebut dengan Yamaha minthi berwarna biru itu. Suara nyaring mesin dua tak terdengar keras diikuti kepulan asap putih dari ujung knalpot setelah berulang kali Lintang menggenjot pedal.

Suara sepeda motor bersahutan dengan suara truk galian C yang lalu lalang di Jl. Kaliworo. Sekitar dua pekan terakhir sepeda motor itu terkunci di ujung tugu.

Advertisement

Suara sepeda motor bersahutan dengan suara truk galian C yang lalu lalang di Jl. Kaliworo. Sekitar dua pekan terakhir sepeda motor itu terkunci di ujung tugu.

Tugu tersebut bikinan warga dan dibangun menggunakan dana swadaya. Belakangan, tugu itu menjadi tempat swafoto ketika warga di wilayah lain membuat jalan kampung mereka menjadi lokasi swafoto.

“Biasanya itu saat sore ada yang foto-foto. Ketika cuaca cerah, latar belakangnya adalah Gunung Merapi,” kata Lintang saat ditemui di sekitar tugu.

Advertisement

Salah satu warga yang juga anggota komunitas, Slamet, 32, mengatakan anggota komunitas merupakan warga Prawatan meliputi Dukuh Sabrangkali dan Tegalombo.

Jumlah anggota komunitas itu mencapai 30an orang dan kerap berkumpul di kawasan yang dibangun tugu sekali dalam sepekan saat malam. Tak sekadar kumpul-kumpul, mereka kerap menggelar arisan hingga touring. “Kalau touring sudah tujuh kali,” kata Slamet.

Komunitas Yamaha Lawas

Advertisement

Pembentukan komunitas itu dilakukan lebih dari lima bulan lalu berawal dari sejumlah warga yang memiliki sepeda motor Yamaha minthi. Lambat laun, warga lainnya berkeinginan memiliki jenis sepeda motor yang sama hingga mencapai puluhan orang.

Soal pendirian tugu sepeda motor, Slamet menjelaskan berawal dari obrolan saat mereka berkumpul. Dari obrolan tersebut, tercetus ide membuat tugu sepeda motor. Mereka pun urunan dengan nominal sesuai kemampuan masing-masing.

Bagi mereka yang mendapatkan arisan, sebagian uang disisihkan salah satunya untuk pendirian tugu. “Saat ada waktu luang, kami kerja bakti mengerjakan tugu,” ungkapnya.

Advertisement

Slamet menjelaskan pembuatan tugu tersebut hingga saat ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp3,8 juta. Sepeda motor yang dipasang pada ujung tugu dibeli seharga Rp800.000 berasal dari dana urunan. “Rencana masih mau dilanjutkan untuk penyempurnaan tugu salah satunya dengan mengecat,” kata Slamet.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif