News
Rabu, 21 Maret 2018 - 07:00 WIB

KISAH TRAGIS : Di Afganistan, Bayi Bernama Donald Trump Jadi Sasaran Pembunuhan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sayed Assadullah Poya bersama anaknya, Donald TRump (Aljazeera)

Kisah tragis soal bayi bernama Donald Trump yang membuat warga Afghanistan murka.

Solopos.com, KABUL – Sebuah keluarga muslim di Afghanistan menjadi sasaran pembunuhan karena memiliki anggota yang bernama Donald Trump. Pemilik nama Donald Trump itu tak lain adalah seorang bocah laki-laki yang belum genap berusia dua tahun.

Advertisement

Dilansir Oddity Central, Senin (19/3/2018), orang tua bocah berusia 18 tahun itu, Sayed Asadullah Poya, karena mengidolakan sosok Presiden Amerika Serikat. Pria berusia 28 itu memberikan nama Donald Trump kepada sang anak dengan harapan membawa keberuntungan baginya. Nahas, nama itu malah menimbulkan malapetaka karena dia mendapat berbagai kecaman dari warga Afghanistan.

“Donald Trump adalah orang yang hebat. Dia adalah politisi dan penulis yang luar biasa. Dia juga seorang pebisnis yang sukses. Itulah sebabnya aku memberikan nama Donald Trump kepada anakku,” katanya Sayed Assadullah Poya.

Dilansir New York Times, Sayed Assadullah Poya berasal dari keluarga petani miskin. Tapi, dia berhasil mendapat gelar sarjana dan telah membaca berbagai buku yang ditulis Donald Trump. Dia semakin kagum dengan Donald Trump setelah melihatnya berkampanye melalui televisi. Sederet kesuksesan itu membuatnya nekat memberikan nama Donald Trump kepada sang anak. Sayang, keputusan ini membuat hubungan dengan keluarganya merenggang.

Advertisement

Menurut tradisi di Afghanistan, nama seorang bayi biasanya diberikan oleh kakek atau nenek. Namun,  Sayed Assadullah Poya menentang tradisi tersebut dengan bekal dukungan dari sang istri, Jamila. Hal ini tentu membuat kedua orang tuanya marah, apalagi nama bayi itu berasal dari tokoh non-muslim. Para ulama di kampungnya juga kerap menyindir tindakannya yang dianggap sebagai penghinaan.

Sayed Assadullah Poya akhirnya pindah ke Kabul karena tidak tahan menghadapi hinaan dari keluarga dan tetangganya. Namun, keputusan ini tak membuat kehidupannya membaik. Pekan lalu, dia diminta pergi dari rumah kontrakannya. Dia dituduh sengaja memakai nama anaknya sebagai jalan untuk mendapatkan suaka di Amerika Serikat.

Nama anak Sayed Assadullah Poya itu kemudian viral di media sosial. Dia mendapat berbagai ancaman sebagai konsekuensi dari tindakannya memberikan nama Donald Trump kepada sang anak.

Advertisement

“Aku tidak menyangka keadaan akan serumit ini. Itu hanya sekadar nama. Aku tidak berniat meninggalkan Afghanistan seperti yang mereka tuduhkan,” tegasnya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif