News
Minggu, 18 Maret 2018 - 22:00 WIB

Rusia Dituding Simpan dan Produksi Racun di Inggris

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di luar pagar Kedutaan Besar Russian di London, tempat warga Rusia di Inggris memberikan suara untuk Pemilihan Presiden Rusia, Minggu (18/3/2018)(JIBI/Solopos/Reuters/Hannah McKay)

Menlu Inggris menuding Rusia menyimpan dan memproduksi racun termasuk untuk membunuh mantan intelijen Sergei Skripal di Inggris.

Solopos.com, JAKARTA — Menlu Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa Rusia telah menyimpan dan memproduksi racun saraf yang digunakan untuk melumpuhkan mantan agen ganda Rusia di Inggris. Kini, Inggris juga telah menyelidiki bagaimana senjata itu bisa digunakan untuk tindakan pembunuhan.

Advertisement

Seorang polisi yang bertugas dan berada di luar restoran saat kejadian telah diamankan untuk dimintai keterangan atas upaya pembunuhan dengan racun terhadap mantan intelijen Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, pada 11 Maret 2018 lalu.

Inggris menyatakan Rusia menggunakan racun saraf bernama Novichok semasa Uni Soviet untuk menyerang Sergei Skripal dan putrinya. Serangan semacam itu merupakan yang pertama terjadi di wilayah Eropa setelah Perang Dunia II berakhir. Namun Rusia membantah terlibat.

“Kami sebenarnya punya bukti bahwa selama 10 tahun Rusia tidak saja terpantau mengirim zat saraf untuk tujuan pembunuhan, namun juga memproduksi dan menyimpan Novichok,” ujar Johnson dilansir Reuters, Minggu (18/3/2018).

Advertisement

Inggris dan Rusia sebelumnya saling usir 23 diplomat akibat serangan zat saraf. Aksi tersebut membuat hubungan kedua negara memburuk ke titik terendah setelah era Perang Dingin.

Sejumlah pejabat dari lembaga pengawas bahan kimia akan tiba di Inggris untuk menyelidiki sampel yang digunakan untuk melakukan serangan zat racun itu. Akan tetapi, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan hasilnya baru bisa diketahi setelah dua pekan.

Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan bahwa laboratorium riset Inggris bisa saja menjadi sumber diperolehnya zat saraf yang digunakan untuk melakkan serangan tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif