Soloraya
Sabtu, 17 Maret 2018 - 18:30 WIB

WISATA SRAGEN : Museum Sangiran Stagnan, Warga Rintis Wahana Piknik Alternatif

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menyaksikan replika gading gajah purba di Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen, Sabtu (10/3/2018) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, warga sekitar Museum Sangiran berupaya mengadakan objek piknik alternatif.

Solopos.com, SRAGEN — Stagnasi wisata Situs Sangiran, Kalijambe, Sragen, menggugah semangat kaum muda Desa Krikilan, Kalijambe, untuk turut serta mendorong akselerasi kemajuan kawasan wisata itu. Mereka berencana menyulap Bukit Tingkir, Krikilan, menjadi kawasan wisata baru sebagai alternatif wisata Museum Sangiran.

Advertisement

Berbagai wahana dan fasilitas wisata kekinian akan dibangun di bukit itu. Seperti wahana flying fox, rumah pohon, fasilitas outbond, gazebo-gazebo, serta fasilitas mandi cuci kakus (MCK).

“Ini kami sedang ajukan permohonan bantuan keuangan kepada Dinas Lingkungan Hidup Sragen sebesar Rp150 juta. Yang Rp50 juta untuk peningkatan jalan, sisanya untuk wahana dan fasilitas,” ujar dia.

Saat ini para pemuda Sangiran sedang membuat gapura sebagai penanda jalur menuju kawasan Bukit Tingkir. Anggaran pembuatan gapura sebesar Rp25 juta menurut Aris dari partai politik (parpol).

Advertisement

Aris berharap Pemdes Krikilan bisa membantu upaya Forsa yang telah merintis ekowisata Bukit Tingkir. “Rencana kami sebenarnya dana desa 2018. Tapi belum lolos. Semoga tahun depan,” kata dia.

Aries mengaku prihatin dengan tak kunjung meningkatnya status ekonomi masyarakat di Situs Sangiran. Bila objek wisata hanya museum, dia meyakini tak akan banyak dirasakan oleh warga.

Geliat serupa ditunjukkan tokoh masyarakat Sangiran, Sadiman. Bersama rekan-rekannya dia membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wonderfull Sangiran pada 1 Februari tahun 2017 lalu.

Advertisement

Pembentukan pokdarwis itu menurut Sadiman lantaran geregetan dengan stagnasi wisata di Situs Sangiran. Pokdarwis siap memfasilitasi para wisatawan yang ingin menyusuri kawasan Situs Sangiran. “Ada tempat-tempat penggalian fosil, mata air asin, dan objek menarik lainnya. Ini jadi wahana alternatif bagi para wisatawan,” tutur dia.

Praktisi wisata alam yang juga pendiri LareAngon Indonesia, Aji Rakhmat, menilai inisiasi yang dilakukan Forsa harus mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pemerintah desa. Kongkretnya berupa pendampingan dan kucuran dana pembuatan berbagai wahana wisata.

Menurut Aji, landscape Bukit Tingkir yang berupa perbukitan, bersebelahan dengan area persawahan warga, dan dilewati saluran air, sangat menunjang untuk dikembangkan sebagai wisata alam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif