Jateng
Sabtu, 17 Maret 2018 - 21:50 WIB

PERIKANAN SEMARANG : Penghasilan Nelayan Harus Lampaui UMK demi Pacu Regenerasi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perahu nelayan yang ditambatkan di Tambaklorok, Kota Semarang, Jateng selama cuaca buruk. (JIBI/Solopos/Antara/Fajar Noviar)

Perikanan tangkap oleh nelayan Semarang diupayakan mampu memberikan penghasilan yang melampaui UMK setempat.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Perikanan Kota Semarang berupaya meningkatkan pendapatan nelayan dari sektor perikanan tangkap bisa melebihi upah minimum kota (UMK) setempat. “Diakui atau tidak, kecenderungan anak-anak nelayan sekarang ini lebih senang bekerja di pabrik daripada menjadi nelayan,” kata Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang I Gusti Made Agung menjelaskan dasar pemikirannya di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018).

Advertisement

Menurut dia, kecenderungan berkurangnya minat menjadi nelayan itu, salah satunya dipengaruhi rendahnya penghasilan nelayan, belum termasuk risiko besar yang dihadapi para nelayan ketika melaut. Ia menyebutkan besaran UMK Kota Semarang 2018 mencapai Rp2,3 juta atau naik dari 2017 senilai Rp2,125 juta/bulan, sehingga menjadi tantangan bagaimana agar penghasilan nelayan bisa melebihinya.

“Kalau penghasilan nelayan masih di bawah upah minimum regional (UMR) maupun UMK, banyak anak-anak nelayan yang akan masuk bekerja di pabrik-pabrik. Tidak ada regenerasi nelayan,” katanya.

Jumlah nelayan di Kota Semarang sekarang ini mencapai kurang lebih 1.100 orang yang tersebar dari kawasan pesisir di Mangkang, Mangunharjo, Tugu, hingga Tambaklorok dan Trimulyo. “Makanya program kami paling tidak bagaimana mempertahankan jumlah nelayan yang ada. Kalau bisa, bagaimana meningkatkannya, yakni meningkatkan sarana dan prasarananya,” katanya.

Advertisement

Made mengatakan sudah mengajukan bantuan kapal kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang salah satu persyaratannya harus memiliki koperasi dan sedang dalam proses pembentukan. “Begini, kemarin waktu Bu Susi [Menteri KKP] ke Semarang bilang kumpulkan 50 nelayan, buat tiga kelompok, akan dibantu kapal. Saya tanya kapalnya berkapasitas 50 gross tonage [GT],” katanya.

Dengan kapasitas kapal sebesar itu, kata dia, berarti kapal bisa melaut sampai dua pekan hingga tiga pekan dan pulang membawa puluhan ton hasil tangkapan, kemudian disampaikannya kepada para nelayan. “Ternyata nelayan di Semarang ini tidak sanggup berlayar sampai selama itu. Mereka lebih suka berangkat pagi pulang malam atau berangkat malam pulang pagi. Tidak berlama-lama melaut,” katanya.

Akhirnya, kata dia, Dinas Perikanan Kota Semarang mengajukan bantuan kapal yang berkapasitas kecil, sekitar 10 GT yang ternyata disetujui. Tetapi salah satu persyaratannya, imbuhnya, harus memiliki koperasi. “Sekarang ini kami sudah dorong proses pembentukan koperasi. Rencananya, nanti akan ada dua koperasi di Tugu dan Mangunharjo. Proposalnya juga sudah masuk ke kementerian,” katanya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif