Jateng
Sabtu, 17 Maret 2018 - 22:50 WIB

KEMISKINAN JATENG : Gubernur Instruksikan Kenaikan Batas Miskin

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Plt. Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko. (JIBI/Solopos/Antara/Sumarwoto)

Kemiskinan warga Jateng menurut Plt. Gubernur Heru Sudjatmoko perlu dinaikkan batas standarnya.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pelaksana tugas (Plt.) Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko meminta pemerintah daerah yang tingkat kemiskinannya rendah untuk menaikkan batas standar kemiskinan demi memicu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement

“Bagi daerah-daerah yang angka kemiskinannya sudah rendah, saya menyarankan untuk membuat standar sendiri atau standarnya dinaikkan. Jadi katakanlah kemiskinan dengan standar nasional empat%, kalau dinaikkan barangkali menjadi 10%, itu berarti upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lebih keras,” kata Heru Sudjatmoko di Kota Semarang, Jateng, Jumat (16/3/2018).

Menurut Heru, langkah menaikkan batas standar kemiskinan itu diperlukan karena kategori antara yang miskin dan hampir miskin dengan standar saat ini sebenarnya masuk kategori miskin, namun belum perlu dilakukan kabupaten/kota yang standar garis kemiskinannya masuk kategori tinggi. Kendati demikian, politikus PDI Perjuangan yang tak lagi dicalonkan partai politiknya sebagai calon wakil gubernur melalui Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng dalam rangkaian pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak 2018 itu mengakui jika upaya untuk menanggulangi kemiskinan harus dibantu pemerintah yang ada di tingkat terbawah.

Heru Sudjatmoko menganggap pemerintah di tingkat terbawah itulah yang tahu persis kondisi warganya. “Mereka yang bisa memastikan jika warganya yang miskin tidak kekurangan makan, bisa bekerja, dan anak-anaknya bersekolah,” ujarnya.

Advertisement

Mantan Bupati Purbalingga itu berpendapat, untuk memperluas lapangan kerja, maka pemerintah harus mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta investasi, diiringi dengan penyediaan kualitas sumber daya manusia yang terampil. “Bagaimanapun memberikan bekal keterampilan baik melalui pendidikan formal maupun informal sangat diperlukan,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Jamaluddin menyebutkan bahwa pihaknya mendorong masyarakat untuk berinovasi sebagai upaya membantu pengentasan kemiskinan yang masih ditemui di sejumlah daerah. “Salah satu kunci utama membantu program pengentasan kemiskinan di Jateng adalah inovasi dari masyarakatnya,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, tercatat pada Maret 2017, angka kemiskinan turun menjadi 13,01% atau sebanyak 4,45 juta jiwa. Selanjutnya, pada September 2017, jumlah penduduk miskin Jateng tercatat 4,2 juta orang (12,23 %), kondisi tersebut berkurang 253.230 orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang jumlahnya 4,45 juta orang (13,01%).

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif