Soloraya
Jumat, 16 Maret 2018 - 21:35 WIB

PSISra Tak Masuk Liga 3, Suporter Geruduk KONI Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koordinator aksi suporter PSISra Sragen Ujang beroarsi di depan Kantor KONI Sragen, Jumat (16/3/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Seratusan suporter PSISra menggeruduk Kantor KONI Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Seratusan suporter PSISra Sragen dari elemen Laskar Sukowati Sragen (Lassus) Mania, Suket Teki Squad (STQ), dan Sragen Boys Hammer (SBH) menggelar aksi unjuk rasa dengan mendatangi Kantor Komite Nasional Indonesia (KONI) Sragen di kompleks GOR Diponegoro, Jumat (16/3/2018).

Advertisement

Mereka menuntut agar PSISra Sragen tetap bisa tampil di Liga 3 Indonesia musim ini. Massa aksi suporter yang digawangi Dwi Budho Haryanto awalnya berkumpul di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.

Massa kemudian bergerak menuju GOR Diponegoro sejauh hampir 1 km dengan berjalan kaki atau long march. Selama perjalanan yang dikawal aparat Polres Sragen, mereka berorasi, dan membawa bendera dan syal bertuliskan Laskar Sukowati dan elemen suporter PSISra Sragen lainnya.

Advertisement

Massa kemudian bergerak menuju GOR Diponegoro sejauh hampir 1 km dengan berjalan kaki atau long march. Selama perjalanan yang dikawal aparat Polres Sragen, mereka berorasi, dan membawa bendera dan syal bertuliskan Laskar Sukowati dan elemen suporter PSISra Sragen lainnya.

Saat memasuki kompleks GOR Diponegoro, mereka mengeluarkan asap berwarna merah dan biru sembari berorasi dengan mikrofon. Mereka berkumpul di depan Kantor KONI Sragen.

Dwi Budhi Haryanto yang lebih akrab disapa Ujang naik di kotak pengeras suara di mobil pikap. Ia berorasi.

Advertisement

Ujang mempertanyakan bagaimana PSISra mau berjuang kalau tidak ikut kompetisi Liga 3 Indonesia. Dia menyatakan buat apa ada KONI dan PSSI kalau sudah menyerah sebelum berjuang.

Ujang mendesak KONI Sragen mengupayakan PSISra tampil di Liga 3 Indonesia. Dia mengatakan KONI harus mau mereformasi PSISra dengan mengubah pengelolaan yang transparan.

Setelah orasi perwakilan tiga elemen suporter PSISra menemui pimpinan KONI Sragen di ruang rapat KONI. Kedatangan mereka disambut Ketua KONI Sragen Sri Busono didampingi Ketua PSSI Sragen Purwono, Wakil Ketua KONI Sragen yang juga Wakil Ketua PSISra Sragen Rus Utaryono dan Ketua Umum PSISra Sragen Mulyanto.

Advertisement

Sri Busono menunjukkan dokumen nota dinas kepada para suporter PSISra tentang permintaan anggaran senilai Rp1 miliaran kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati khusus untuk PSISra pada 2018. Namun nota dinas untuk meminta anggaran untuk PSISra itu, ujar Busono, tidak dikabulkan Pemkab Sragen.

KONI sudah memperjuangkan PSISra agar dapat anggaran 2018 ini. Anggaran yang keluar hanya Rp2 miliar dan dana itu habis untuk Porprov 2018 di Solo. Untuk pra-Porprov 2018 saja ada 125 atlet yang lolos. Itu pun masih ada dua cabang olahraga yang belum masuk. Solo saja dengan anggaran Rp14,5 miliar tidak berani tampil di Liga 3 Indonesia. Boyolali juga demikian. Apalagi Sragen yang hanya punya anggaran Rp2 miliar. Kalau KONI dapat Rp3 miliar pada tahun ini saja, pasti PSISra bisa ikut Liga 3,” ujar Busono.

Wakil Ketua PSISra Sragen Rus Utaryono menyampaikan ada beberapa alternatif badan hukum, yakni perseoran terbatas (PT), yayasan, dan perkumpulan. Yang memungkinkan bagi PSISra, sebut Rus, hanya perkumpulan karena masih amatir.

Advertisement

Dengan badan hukum perkumpulan, Rus menyampaikan masih memungkinkan dapat bantuan dari Pemkab dan bisa ditingkatkan statusnya menjadi PT.

Di sisi lain, PSISra juga memprioritas pembinaan lewat tiga event, yakni kompetisi U-13, U-14, dan Liga Suratin. Untuk tiga event itu saja butuh dana Rp350 juta-Rp400 juta,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif