Jogja
Jumat, 16 Maret 2018 - 05:40 WIB

Ada Ribuan Laboratorium Perguruan Tinggi di Indonesia, Hanya 20 Terakreditasi

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BSN sekaligus Ketua KAN, Bambang Prasetya (tengah) saat memberikan keterangan pers di salah satu hotel, Depok, Sleman, Kamis (15/3/2018). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Di DIY, baru tiga laboratorium perguruan tinggi yang terakreditasi.

Harianjogja.com, SLEMAN–Komite Akreditasi Nasional (KAN) memastikan baru 20 laboratorium Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia baik negeri maupun swasta yang terakreditasi. Dari jumlah itu tiga kampus di antaranya berada di DIY.

Advertisement

KAN mendorong PTN maupun PTS untuk mendaftarkan akreditasi laboratorium seiring meningkatnya persaingan internasional, mengingat penelitian dari laboratorium terakreditasi memberikan nilai tambah untuk termuatnya publikasi jurnal internasional.

Sekjen Komite Akreditasi Nasional Kukuh C. Achmad menjelaskan, saat ini beberapa jurnal internasional ada yang mensyaratkan akademisi yang ingin mempublikasikan tulisannya, hasil risetnya harus dilakukan di laboratorium yang terstandar internasional. Sayangnya dari ribuan PT yang memiliki laboratorium, baru 20 PT yang laboratorium terakreditasi oleh KAN atau dinyatakan memenuhi ISO/IEC 27025. Jumlah itu sekitar 2% dari total 1.100 laboratorium di Indonesia yang telah diakreditasi. Apalagi, laboratorium PT saat ini tidak hanya dipakai untuk penelitian internal saja namun juga ada yang melayani umum seperti untuk pengabdian masyarakat.

“KAN [Komite Akreditasi Nasional] merupakan badan yang mengakreditasi laboratorium, kami menilai kompetensinya. Kalau sudah berkompeten sesuai parameter yang ditentukan nanti lab tersebut mendapatkan standar ISO/IEC 17025, tidak ada grade A, B atau C. KAN sebagai lembaga akreditasi mewakili Indonesia di forum internasional untuk tujuan pengakuan internasional. Kami setiap empat tahun dievaluasi oleh internasional, jadi akreditasi KAN tak hanya lingkup nasional tetapi internasional,” terangnya dalam konferensi pers di sela-sela pelaksanaan Pertemuan Teknis Laboratorium dan Lembaga Inspeksi di salah satu hotel Depok, Sleman, Kamis (15/3/2018).

Advertisement

Ia menambahkan, dari 20 yang telah diakreditasi tersebut tiga di antaranya PT di DIY, antara lain milik UGM yang sudah diakreditasi sebagai laboratorium uji dan kalibrasi, kemudian UAD sebagai laboratorium kalibrasi dan UII juga sebagai laboratorium uji. Selain itu ada beberapa laboratorium lain seperti Universitas Indonesia (UI) Jakarta dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetyo mengatakan, pihaknya diberikan tugas oleh Menristekdikti untuk meningkatkan kualitas laboratorium PT yang jumlahnya ribuan. Tugas itu sejalan dengan dukungan dalam meningkatkan publikasi internasional. Karena hasil penelitian dari laboratorium terakreditasi akan lebih dipercaya validitasnya secara internasional. Oleh karena itu, sebanyak 40 hingga 50 PT di Indonesia telah digandeng untuk bekerja sama, namun diakuinya baru 20 lab PT yang terakreditasi. Ia menyarankan, efektifnya setiap PT besar baik negeri maupun swasta harus memiliki satu laboratorium terpadu yang terakreditasi. Apalagi jika PT itu berkontribusi memberikan pendampingan terhadap usaha kecil menengah (UKM) dalam mensuplai hasil uji, hal itu sangat dianjurkan untuk diakreditasi.

“Kalau syarat akreditasi laboratorium yang perlu disiapkan manajemennya, alat-alatnya, yang penting ada niat. Di Jogja ini pelopornya yang sudah cukup besar UGM dan UII,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif