Soloraya
Rabu, 14 Maret 2018 - 07:35 WIB

Warga Wonogiri Ingin Magang Kerja di Jepang? Pemkab Siap Memfasilitasi Termasuk Biaya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemaparan proses magang di Jepang di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Selasa (13/3/2018). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pemkab Wonogiri siap memfasilitasi pengiriman tenaga kerja magang ke Jepang.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri siap memfasilitasi pemagangan tenaga kerja ke Jepang bagi warga Kota Sukses. Pemkab bakal menanggung kebutuhan dana selama proses rekrutmen pemagangan oleh International Manpower (IM) Japan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah, tahun ini.

Advertisement

Komitmen Pemkab tersebut disampaikan Bupati Joko Sutopo saat menghadiri sosialisasi pemagangan tenaga kerja di pendapa rumah dinas bupati kompleks Sekretariat Daerah (Setda), Selasa (13/3/2018). Bupati menyatakan Pemkab akan menanggung biaya yang harus dikeluarkan calon tenaga kerja saat mengikuti tes seleksi magang ke Jepang, seperti yang dilakukan Pemkab Rembang dan daerah lainnya.

Jika daerah lain menanggung Rp50 juta bagi 5 calon tenaga kerja, Pemkab Wonogiri akan menyediakan biaya bagi seluruh calon tenaga kerja yang mengikuti seleksi. Penyaluran dana sesuai aturan berlaku.

Bupati menganggap anggaran yang akan dikeluarkan untuk mereka sebagai investasi jangka panjang. Dia meyakini lulusan magang dari Jepang bakal menjadi manusia dengan pola pikir yang lebih maju dan memiliki produktivitas tinggi.

Advertisement

Hal itu karena magang di Jepang tak semata berorientasi pada penghasilan. Lebih dari itu, yakni merupakan proses menimba ilmu di negara dengan peradaban manusia yang jauh lebih maju daripada Indonesia. Banyak eks magang Jepang berhasil mengembangkan usaha di Tanah Air.

Apabila warga Wonogiri bisa seperti itu bakal mampu memutus mata rantai kemiskinan di keluarga mereka masing-masing dan bisa menyerap tenaga kerja lokal, jika membuka usaha setelah magang. “Di Wonogiri ada 12.699 orang yang berusia produktif tapi belum bekerja [pengangguran terbuka 2017]. Masalahnya, mereka tak berminat bekerja di dalam daerah karena gajinya hanya UMK [upah minimum kabupaten kurang dari Rp1,6 juta/bulan]. Akibatnya tingkat urbanisasi tinggi. Program magang Jepang ini bisa menjadi solusi,” kata Bupati.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, biaya mengikuti seleksi magang ke Jepang melalui IM Japan Disnakertrans Jateng cukup besar. Dana itu untuk menjalani medical checkup dua kali senilai Rp2,1 juta, biaya konsumsi pelatihan selama 70 hari dengan estimasi Rp36.000/hari, dan biaya membuat paspor Rp400.000.

Advertisement

Jika lolos butuh uang saku setidaknya Rp10 juta untuk biaya hidup sebulan sebelum menerima upah bekerja di Jepang. Kepala Seksi (Kasi) Pelatihan dan Pemagangan Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans Jateng, Subianto, mengatakan magang berbeda dengan tenaga kerja Indonesia (TKI).

Magang di Jepang memiliki nilai tambah yang besar selain penghasilan, yakni karakter yang tangguh dan ulet. Karakter orang yang magang dari Jepang akan berubah 180 derajat menjadi lebih sopan, memiliki disiplin tinggi, pandai melihat peluang, dan produktivitas tinggi.

Dengan modal karakter itu eks pemagang Jepang dapat menjadi pengusaha sukses di Tanah Air. Banyak orang yang telah membuktikan. Mereka tergabung dalam Ikatan Pengusaha Kenshuusei Indonesia (Ikapeksi).

“Selain IM Japan, bisa melalui LPK-SO [lembaga pelatihan kerja sending organization] di Wonogiri. Bedanya, kalau melalui IM pelatihan dan persiapan lainnya bisa sampai 11 bulan, di LPK-SO bisa tujuh bulan. Biaya yang perlu disiapkan kalau mau lewat LPK-SO Rp25 juta-Rp35 juta,” kata Subianto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif