Jatim
Rabu, 14 Maret 2018 - 21:05 WIB

Paroduksi Beras Jatim Diprediksi Surplus 2,8 Juta Ton Jelang Lebaran 2018

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang beras (JIBI/Solopos/Dok.)

Produksi beras di Jatim diprediksi surplus.

Madiunpos.com, SURABAYA — Komoditas beras di Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjelang Hari Raya Idulfitri 2018 atau selama periode Januari-Mei 2018 diprediksi bakal surplus hingga 2,8 juta ton meski diadang sejumlah kendala.

Advertisement

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Bagus Adhirasa, mengatakan proyeksi perberasan Jatim sampai masuk musim panen Mei dihitung berdasarkan perkembangan pertanaman (musim tanam) hingga Februari 2018.

“Pada musim tanam di musim penghujan 2017-2018 ini ada luas tanam padi sekitar 1,14 juta ha [hektare] lahan. Luasnya memang masih kurang dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,29 juta ha,” jelasnya, Rabu (14/3/2018).

Dia mengatakan dari luasan lahan tersebut diperkirakan akan ada luasan panen padi sepanjang Januari-Mei 2018 mencapai 1,1 juta ha, atau akan menghasilkan 6,6 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,29 juta ton beras.

Advertisement

“Jika dihitung dengan kebutuhan konsumsi beras penduduk Jawa Jawa Timur yang hanya 297.243 ton/bulan, maka dalam 5 bulan pertama di Jatim atau menjelang Hari Raya Idulfitri, kita masih surplus 2,8 juta ton beras, dan kalau dihitung sepanjang 2018 kita akan surplus 5,1 juta ton,” jelasnya.

Bagus mengungkapkan dalam kegiatan tanam 2017-2018 terdapat kendala yang menyebabkan mundurnya puncak musim tanam hingga dua bulan. Salah satu di antaranya adalah jumlah curah hujan pada awal musim tanam (Oktober-Desember 2017) berkurang sampai 17,4%, dan jumlah hari hujan juga berkurang 16,2% dibandingkan dengan musim tanam 2016.

“Meski begitu dalam musim tanam ini [Oktober-Februari 2018] kita dapat mengendalikan organisme penggangu tumbuhan yang berkurang mencapai 35,6%, termasuk luas banjir pada tanaman padi juga berkurang mencapai 77,5% dibandingkan tahun lalu,” imbuhnya.

Advertisement

Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono mengatakan nilai tukar petani (NTP) Jatim pada Januari 2018 meningkat 0,27% dari 106,44 menjadi 106,72. Kenaikan tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

“Januari kemarin hanya satu sub sektor pertanian yang naik NTP nya yakni sub sektor tanaman pangan naik 1,75% [dari 106,98 menjadi 108,85] sedangkan sub sektor lainnya turun,” katanya.

Kenaikan NTP terbesar terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten. Sedangkan Yogyakarta dan Jawa Tengah turun sampai 0,62%.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif