Soloraya
Rabu, 14 Maret 2018 - 05:35 WIB

Bengawan Solo Travel Mart 2018 Gali Potensi Wisata Ponggok dan Gancik

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di salah satu gerai peserta Bengawan Solo Travel Mart tahun lalu. Bursa pariwisata tahunan di Kota Solo ini kembali digelar pada pertengahan hingga akhir pekan ini. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Bengawan Solo Travel Mart tahun ini akan menggali beberapa objek wisata sekitar Solo seperti Umbuk Ponggok Klaten dan Gancik Boyolali.

Solopos.com, SOLO — Bengawan Solo Travel Mart (BTM) 2018 bakal mengeksplorasi objek wisata di Soloraya yakni Umbul Ponggok di Klaten dan Gancik Hill Top di Selo Boyolali. Kendati banyak menjual potensi wisata di daerah sekitar Solo, ajang pertemuan para pelaku pariwisata itu tetap akan mengunjungi sejumlah destinasi unggulan Kota Solo yakni Lokananta, Museum Keris, Dalem Kalitan, dan Kampung Batik Laweyan.

Advertisement

BTM 2018 akan digelar Jumat-Minggu (16-18/3/2018). Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Solo bersama Dinas Pariwisata (Disparta) Solo memajukan agenda BTM di awal tahun agar buyer punya waktu lebih lama untuk menyusun paket atau merencanakan program kunjungan selanjutnya ke Kota Solo.

Tahun lalu, BTM digelar Agustus dan tahun ini pada Maret. Dinas Pariwisata Solo bahkan pernah berwacana agar BTM digelar pada Februari berbarengan dengan Solo Great Sale (SGS). Salah satu tujuannya menggairahkan pariwisata saat low season.

Advertisement

Tahun lalu, BTM digelar Agustus dan tahun ini pada Maret. Dinas Pariwisata Solo bahkan pernah berwacana agar BTM digelar pada Februari berbarengan dengan Solo Great Sale (SGS). Salah satu tujuannya menggairahkan pariwisata saat low season.

Kepala Dinas Pariwisata Solo, Hasta Gunawan, menjelaskan konsep edukasi eksplorasi dan pertemuan bisnis diharapkan bisa memberi pengalaman kepada semua buyer yang terdiri dari tour operator dalam dan luar negeri untuk mengeksplorasi objek wisata di Solo dan sekitarnya. Para buyer diharapkan segera menyusun paket wisata setelah BTM 2018 berlangsung atau setelah mengetahui potensi wisata yang ditawarkan.

Hasta tidak mempersoalkan jika dalam event pariwisata Kota Solo itu lebih banyak mengeksplorasi daerah penyangga. “Selama Solo belum ada destinasi yang spektakuler, mau tidak mau Solo harus mau berkolaborasi dengan destinasi atau potensi di sekitarnya,” kata Hasta dalam sesi jumpa pers, Selasa (13/3/2018).

Advertisement

Ketua Panitia BTM 2018, Dyah Ratna Heriyati, mengatakan sudah tiga kali ini BTM digelar dengan konsep famtrip yang dikolaborasikan dengan sesi travel exchange (business to business). Tema BTM 2018 adalah Explore The Hidden Treasure, buyer diajak mengenal dan mengeksplorasi lebih banyak objek wisata di Soloraya yang potensinya belum banyak diketahui wisatawan baik domestik maupun asing.

“Unggulannya adalah Ponggok dan Gancik. Jika selama ini wisatawan tahunya wisata adventure pakai mobil jip hanya ada di Merapi, kami akan kenalkan sensasi di Gancik. Sama halnya Ponggok yang menawarkan swafoto atau selfie di dalam umbul,” kata Dyah.

BTM 2018 bakal menghadirkan 80 buyer dari berbagai kota seperti Jakarta, Padang, Bandung, Belitung, Batam, Medan, Banyumas, Semarang, dan Malaysia. Jumlah buyer lebih banyak ketimbang BTM 2017 yang hanya 60 buyer.

Advertisement

Baca juga:

“Bahkan kami sampai harus menolak beberapa buyer. BTM kali ini kami sangat selektif dengan harapan buyer yang ikut dalam BTM kali ini bisa bekerja sama dengan pelaku wisata Solo guna mendatangkan wisatawan ke Solo dan sekitarnya.”

Para buyer akan melakukan pertemuan bisnis dengan 54 seller dari industri perhotelan Solo, travel agent, restoran, hingga UKM Solo, dan sekitarnya. Dari pertemuan bisnis yang digelar pada hari kedua tersebut, Asita Solo membidik transaksi Rp3 miliar.

Advertisement

Target ini tak berubah dari target BTM 2017. Sayangnya, panitia BTM belum membuat indikator yang terukur untuk merekam pencapaian transaksi maupun dampak BTM terhadap peningkatan kunjungan wisata. Terlebih, BTM merupakan ajang yang difokuskan untuk promosi pariwisata.

“Karena ini ajang promosi, jadi ada yang transaksi langsung saat pertemuan bisnis, namun ada juga yang masih sebatas mengenal objek dan setelah itu mereka baru membuat paket yang merujuk pada tempat-tempat yang dieksplorasi saat BTM,” tutur Dyah.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif