Jogja
Selasa, 13 Maret 2018 - 15:40 WIB

Bantuan Gerobak untuk PKL Malioboro Tak Bisa Digunakan

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pemerintah menganggarkan dana hampir satu miliar untuk pengadaan gerobak.

Harianjogja.com, JOGJA–Para pedagang kaki lima (PKL) mendapat bantuan gerobak dari Pemda DIY. Namun gerobak yang sudah didistribusikan tersebut sebagian masih belum bisa digunakan karena dinilai salah desain.

Advertisement

Total ada 150 gerobak untuk PKL kuliner di sepanjang sisi timur Malioboro. “Gerobak untuk angkringan belum bisa digunakan untuk jualan, harus direparasi dulu,” kata Ketua Paguyuban Angkringan Danurejan Malioboro (Padma), Yati Dimanto, saat mengambil gerobak di kantor Laboratoium Metrologi, Jalan Sisinga Mangaraja, Mergangsan, Selasa (13/3/2018).

Yati mengatakan ada sekitar 20 unit gerobak yang masih perlu perbaikan. Gerobak yang dibagikan gratis itu, menurutnya, tidak sesuai dengan desain awal yang ia berikan kepada Pemda DIY sebelum diproduksi. Gerobak yang terbuat dari besi dan kayu itu ada kesalahan di bagian kaki penyangga.

Kaki penyangga seharusnya didesain bisa dilipat sehingga mudah ketika gerobak didorong. Selain itu gagang yang menjadi pegangan gerobak saat didorong seharusnya, kata dia, dekat dengan tempat penyimpanan kompor. Gerobak itu juga tidak ada rak penyimpanan di bagian atap. “Jadi harus diperbaiki dulu sebelum digunakan,” ujar Yati.

Advertisement

Namun demikian, pihaknya masih bersyukur Pemda DIY punya kepedulian terhadap PKL Malioboro dengan membuatkan gerobak. Ia menegaskan, PKL sudah menyatakan siap menjaga kebersihan dan ketertiban selama berdagang di Malioboro.

Para PKL juga mendukung proses penataan kawasan Malioboro yang sedang dilakukan Pemda DIY. Hanya, Yati berharap para PKL kuliner di sepanjang Malioboro tidak direlokasi. Kekhawatiran Yati itu terkait rencana relokasi PKL ke pusat kuliner di eks Bioskop Indra mulai 2019 mendatang.

Menurut dia, sejak dulu PKL di sepanjang Malioboro sudah ada dan menjadi ciri khas, sehingga untuk PKL yang sudah lama tidak perlu direlokasi. “Kalau mau relokasi sebaiknya PKL yang ada di sirip-sirip Malioboro agar tidak mengganggu lalu lintas,” ucap Yati.

Advertisement

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Jogja, Yunianto Dwisutono saat dimintai konfirmasi terkait bantuan gerobak PKL yang dinilai salah desain meminta persoalan tersebut ditanyakan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.

Sebelumnya, Yunianto mengatakan bantuan gerobak PKL kuliner tersebut bagian dari upaya menata PKL Malioboro supaya terlihat rapi. Ia berharap PKL yang mendapatkan bantuan gerobak agar meninggalkan gerobak lama supaya tidak memenuhi kawasan pedestrian Malioboro. “Supaya tidak menambah keruwetan Malioboro,” kata Yunianto.

Gerobak yang didesain seragam dengan warna dominan hitam dan coklat itu berukuran sekitar 2×1 meter. Jumlah 150 gerobak diklaim sudah sesuai dengan jumlah PKL kuliner Malioboro yang selama ini berjualan menggunakan gerobak. Gerobak tersebut merupakan hibah dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY. Anggaran pembuatan gerobak sebesar Rp980 juta.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif