Jateng
Senin, 12 Maret 2018 - 15:50 WIB

PILKADA 2018 : Sudirman Said Jadikan Pilgub Jateng Sarana Perbaiki Pendidikan Akhlak

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudirman Said makan cemilan di warung sederhana dalam Pasar Jati, Banyumanik, Kota Semarang, (7/3/2018). (Liputan6.com-Edhie Prayitno Ige)

Pilkada atau Pilgub Jateng 2018 diniatkan Sudirman Said sebagai sarananya memperbaiki pendidikan akhlak warga.

Semarangposcom, WONOSOBO — Keikutsertaan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng dalam rangkaian pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak 2018 diniatkan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjadi sarananya memperbaiki pendidikan akhlak warga setempat.

Advertisement

Mantan menteri yang di-reshuffle dari kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo tak lama setelah menguak Skandal Papa Minta Saham PT Freeport Indonesia itu menilai kesejahteraan tenaga pendidikan di Jawa Tengah masih memprihatinkan. Di sisi lain, ia menilai perlu ada perbaikan sisi pendidikan akhlak atau budi pekerti hingga keterampilan bagi warga Jateng.

“Ada dua hal yang akan kami perbaiki jika dipercaya memimpin Jateng, yakni pendidikan akhlak atau budi pekerti dan keterampilan, dan perhatian kepada guru-guru, guru agama, guru sekolah informal dan termasuk honorer,” katanya saat bersilaturahmi di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jl. RSU, Gang Cemara 1, Wonosobo, Jateng, Kamis (8/3/2018).

Sudirman Said mengaku mendengar langsung penuturan guru honorer yang mendapat upah rendah. “Saya pernah menemui seorang guru, saya tanya mengajar madrasah mana, kok ndak masuk? Ternyata dia masuk siang, lantas dia bercerita, honornya hanya Rp10.000/hari, kalau tidak masuk ya tidak dapat honor,” kisahnya sebagaimana dikutip laman aneka berita Liputan6.com.

Advertisement

Dia menegaskan kondisi tersebut masih banyak terjadi di Jateng. Sehingga dirinya akan mencoba menyelesaikan problematika kesejahteraan guru honorer. “Bayangkan, masa depan seseorang dipertaruhkan dengan biaya Rp 10.000/hari, ini perlu dibereskan, diperhatikan, karena mereka juga para pendidik yang mencerdaskan kehidupan berbangsa,” papar Sudirman Said.

Menurut dia, guru adalah ujung tombak dari pendidikan dan berlangsungnya roda pembelajaran. Jika tingkat kesejahteraan guru rendah, maka akan berimbas pada tak maksimalnya kualitas pendidikan.

Sudirman menyebut pembangunan manusia harus di atas dari prioritas pembangunan sektor lainnya. “Saya lebih memilih membangun manusia terlebih dahulu daripada membangun semen, kita akan tata ulang APBD, infrastruktur penting, tapi manusia harus kita bangun,” ucapnya.

Advertisement

Pembangunan manusia melalui pendidikan, lanjutnya, akan membentuk karakter siswa yang memiliki budi pekerti yang baik. Hal itu sekaligus menghindari hal-hal yang kurang baik dalam dunia pendidikan di Jateng.

“Jika pembangunan manusia ini berjalan baik, maka tidak ada lagi masalah-masalah dalam dunia pendidikan, seperti siswa mem-bully atau menganiaya gurunya, dan berbagai persoalan pendidikan lain yang akhir-akhir ini mencuat,” jelasnya.

Dari sisi keterampilan adalah mendorong berdirinya sekolah-sekolah vokasi di Jateng. “Di 22 janji kerja saya dan Mbak Ida, kami mendorong sekolah vokasional yang memprioritaskan dan menghasilkan produksi lokal, jika ini terjadi dan terlaksana, maka dalam waktu lima tahun terjadi perubahan skill set di dunia pendidikan kita,” ucap Sudirman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif