News
Sabtu, 10 Maret 2018 - 17:20 WIB

Peluang Ekonomi di ASEAN Belum Dimanfaatkan dengan Baik

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pemateri memberikan ulasan tentang ASEAN dalam kuliah umum dan peresmian Pusat Studi ASEAN UMY, Sabtu (10/3/2018). (Harian Jogja/Sunartono)

Sayangnya, Indonesia saat ini lebih dominan hanya menjadi pasar produk dari negara ASEAN lainnya

Harianjogja.com, BANTUL-Banyak peluang ekonomi yang bisa dikembangkan di negara ASEAN. Namun, belum dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha terutama usaha kecil karena kurangnya mengenal ASEAN.

Advertisement

Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UMY Ali Maksum mencontohkan, makanan khas DIY seperti gudeg, sebenarnya bisa dipasarkan di ASEAN secara rutin sehingga tidak selalu di pasar lokal. Ia tidak menampik, saat ini masih terkendala berbagai macam regulasi. Melalui pusat studi itu, pihaknya akan melakukan berbagai riset dan kajian terkait regulasi ASEAN.

Fakta lain, gencarnya serangan barang dari negara ASEAN yang masuk ke Indonesia, karena mereka mempelajari Indonesia dengan seksama. Ia mencontohkan, banyak warga Thailand yang secara khusus mempelajari Bahasa Indonesia hanya karena ingin masuk ke Indonesia. Langkah itu seharusnya ditiru oleh para pelaku ekonomi atau masyarakat di Indonesia agar bisa memasukkan barang ke negara ASEAN.

“Di supermarket banyak barang impor, jeruk dari Thailand, itu karena mereka mempelajari dan memahami kita [Indonesia], ini tantangan yang harus kita hadapi. Ada manfaat positif ketika kita mempelajari ASEAN,” ujarnya, Sabtu (10/3/2018).

Advertisement

Baca juga : UMY Luncurkan Pusat Studi ASEAN

Pusat Studi ASEAN, kata dia, juga akan berupaya memberikan sumbangsih kepada pemerintah Indonesia. Utamanya berkaitan dengan masyarakat yang perlu dipahamkan tentang keberadaan yang masih serumpun di Asia Tenggara. Ia sepakat, berbagai masalah ekonomi yang menimpa masyarakat bisa ditangani dengan baik ketika terjadi hubungan ekonomi yang harmonis. Masyarakat harus mengambil manfaat dengan adanya kebijakan pasar ASEAN.

Sayangnya, Indonesia saat ini lebih dominan hanya menjadi pasar bagi produk dari negara ASEAN lainnya. Kenyataan itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah, perguruan tinggi tidak bisa hanya berpangku tangan namun harus memberikan masukan.

Advertisement

“Produk lokal kita sebenarnya bisa masuk ke Pasar ASEAN, tetapi seperti buahnya masih kalah dengan Thailand. Ini ke depan akan jadi bahasan, bagaimana ahli pertanian atau ekonomi kami bisa memberikan saran agar bisa bersaing,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif