Soloraya
Kamis, 8 Maret 2018 - 07:35 WIB

KECELAKAAN SOLO : Suami Meninggal dalam Laka Genengan Mojosongo, Begini Cerita Istri Darjo

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melayat di rumah Darjo, 50, warga Kampung Ngaglik Wonowoso, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (7/3/2018). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Istri korban meninggal laka Perempatan Genengan, Mojosongo, Solo, bercerita soal hari nahas yang merenggut nyawa suaminya.

Solopos.com, SOLO — Air mata Sri Mulyani, 39, tak berhenti mengalir selama prosesi pemakaman suaminya, Darjo, 50, di rumahnya Kampung Ngaglik Wonowoso RT 006/RW 012, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (7/3/2018) pagi. Begitu juga dengan ketiga anaknya yang tak menyangka ayah mereka pergi secepat itu.

Advertisement

Darjo merupakan pengendara sepeda motor Honda Scoopy yang ikut menjadi korban kecelakaan karambol melibatkan delapan kendaraan di Perempatan Genengan, Mojosongo, Jebres, Solo, Selasa (6/3/2018). Lokasi kecelakaan itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Darjo.

“Saya baru pulang kerja pukul 14.30 WIB [Selasa] saat diberi tahu tetangga suami saya mengalami lakalantas di Jl. Sumpah Pemuda yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. Keluarga tidak punya firasat apa pun sebelum Darjo meninggal,” kata Sri Mulyani saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu.

 

Advertisement

Baca:

Sri Mulyani bercerita sebelum mengalami kecelakaan, Darjo yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkutan kota baru saja menjemput ketiga anaknya di sekolah. Anak pertama, Aknes sekolah di SMAN 5 Solo, anak kedua, Yahya, di SMPN 13 Solo, dan anak ketiga, Falen, di SDN Ngaglik.

Tiap hari Darjo memang bertugas mengantar jemput anak-anaknya itu ke sekolah karena Sri Mulyani harus bekerja sejak pagi. Setelah mengantar anaknya sampai rumah, Darjo berpamitan kepada anak-anaknya hendak pergi sebentar tanpa memberi tahu ke mana.

Advertisement

Di tengah jalan, Darjo bertemu Andreas Joko Suwanto, 43, warga Banjarsari, yang meminta tolong menumpang sampai perempatan Genengan. Namun, sesampainya di perempatan Genengan mereka terlibat kecelakaan. Darjo dimakamkan di TPU Asem Gede, Kampung Tegalarum, Mojosongo, sekitar pukul 13.00 WIB.

Seorang warga Mojosongo, Sukimin, meminta Pemkot Solo melakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan Jl. Sumpah Pemuda. Sukimin berharap jalan itu diperlebar karena kondisi jalan sekarang sempit sementara jumlah kendaraan setiap tahunnya berambah.

“Jl. Sumpah Pemuda merupakan jalan rawan lakalantas. Warga Mojosongo sudah banyak yang menjadi korban. Kami meminta kepada Pemkot Solo untuk memperlebar Jl. Sumpah Pemuda,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif