News
Rabu, 7 Maret 2018 - 06:30 WIB

Pembersihan Etnis Rohingya Masih Berlangsung di Myanmar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya di Balukhali Camp, Cox's Bazar, Bangladesh. (Tyrone Siu/JIBI/Reuters)

PBB mengungkapkan pembersihan etnis Rohingya masih terus berlangsung di Myanmar dengan cara berbeda.

Solopos.com, JAKARTA — Myanmar ternyata masih belum menghentikan pembersihan etnis atas Rohingya di negara bagian Rakhine. Hal ini diungkapkan oleh pejabat tinggi PBB yang memiliki sejumlah bukti.

Advertisement

Kajian utusan PBB membuktikan upaya teror dan pemaksaan kelaparan terus berlangsung. Kejadian itu berlangsung enam bulan setelah operasi militer di Rakhine yang menyebabkan pengungsian besar-besaran umat etnis Rohingya.

“Pembersihan etnis atas Rohingya oleh Myanmar terus berlangsung,” ujar asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk hak asasi manusia, Andrew Gilmour sebagaimana dikutip Bbc.com, Selasa (6/3/2018).

Sejak Agustus 2017 lalu, sekitar 700.000 orang Rohingya menyeberang ke perbatasan Bangladesh. Para pengungsi mengatakan mereka menghadapi pembunuhan dan pemerkosaan. Sedangkan kampung mereka dibakar oleh tentara maupun kelompok sipil radikal.

Advertisement

Militer Myanmar mengatakan operasi militer digelar untuk memberantas militan Rohingya yang dituduh menyerang sejumlah pos keamanan. Bahkan militer mengklaim tidak menyasar warga sipil di negara bagian Rakhine.

Utusan PBB, Andrew Gilmour mengungkapkan bahwa penilaian yang disampaikannya atas nasib umat Rohingya itu diumumkan setelah berkunjung ke kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh. “Saya kira kita tidak bisa mengambil kesimpulan lain dari yang saya lihat dan dengar di Cox’s Bazar,” tuturnya.

“Bentuk kekerasan berubah dari membiarkan pembunuhan berdarah dingin dan pemerkosaan pada tahun lalu ke upaya dengan intensitas yang lebih rendah dalam upaya teror dan memaksa kelaparan,” ujarnya.

Advertisement

Pihak berwenang Bangladesh dan Myanmar sudah menggelar perundingan untuk memulangkan para pengungsi Rohingya dalam waktu beberapa bulan mendatang. Akan tetapi pengerahan tentara Myanmar di daerah perbatasan kedua negara memicu kekhawatiran akan program pemulangan tersebut.

Advertisement
Kata Kunci : Krisis Rohingya
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif