Soloraya
Selasa, 6 Maret 2018 - 18:15 WIB

KEMISKINAN SRAGEN: Angka Kemiskinan Ditarget Turun 12,86%, Ini Langkah Pemkab Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto (kiri) menyampaikan laporan kegiatan Musrenbangkab 2018 yang digelar di Ruang Sukowati Setda Sragen, Senin (5/3/2018). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

Angka kemiskinan Sragen ditarget turun 12,86%.

Solopos.com, SRAGEN—Pemkab Sragen membuat program pembagian beban kemiskinan dengan pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan. Bahkan, akan ada lomba upaya penanggulangan kemiskinan.

Advertisement

Sementara itu, Pemkab menargetkan angka kemiskinan di Bumi Sukowati turun menjadi 12,86% pada 2019. Versi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Tengah, angka kemiskinan Sragen per 2017 masih 14,02%. Di sisi lain, angka kemiskinan per 2017 yang didapat Bappeda Litbang Sragen sudah turun menjadi 13,27%.

Angka kemiskinan Sragen tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah. Target penurunan kemiskinan menjadi prioritas program Pemkab Sragen yang mencuat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten Sragen 2018 yang digelar di Ruang Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Senin (5/3/2018).

Advertisement

Angka kemiskinan Sragen tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan Jawa Tengah. Target penurunan kemiskinan menjadi prioritas program Pemkab Sragen yang mencuat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten Sragen 2018 yang digelar di Ruang Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Senin (5/3/2018).

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meyakini angka kemiskinan Sragen per 2017 sebesar 13,27%. Kendati penurunan angka kemiskinan itu mencapai 1,11% dibandingkan pencapaian 2016 sebesar 14,38%, Bupati belum puas.

Yuni, sapaan akrabnya, menargetkan angka kemiskinan harus bisa satu digit secara bertahap. (baca juga: KEMISKINAN SRAGEN : Tak Punya NIK, 10.200-An Gakin Tak Bisa Akses BPJS)

Advertisement

Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno sebagai Koordinator Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Sragen sudah membuat strategi penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan holistik, sistematis, dan integral. Wabup akan membagi beban kemiskinan dengan desa/kelurahan dan kecamatan. Akan ada lomba upaya penanggulangan kemiskinan.

“Masing-masing daerah ditarget penurunan kemiskinannya. Tentu target penurunan kemiskinan berbeda-beda, sesuai potensi daerah masing-masing. Daerah yang berhasil akan mendapat reward berupa insentif dana yang nilainya ratusan juta rupiah. Dana bisa digunakan untuk mendukung intensifikasi penurunan angka kemiskinan,” ujar Dedy saat berbincang dengan Solopos.com seusai pembukaan Musrenbang Kabupaten Sragen 2018.

Lomba penanggulangan kemiskinan akan digelar saat Hari Jadi Sragen pada 2019. Pada 2018, Dedy memulai program itu dengan mendorong desa terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan lewat alokasi dana desa (ADD), dana desa (DD), dan bantuan keuangan khusus (BKK).

Advertisement

“Program di desa diarahkan supaya fokus pada penanggulangan kemiskinan, seperti RTLH [rumah tidak layak huni], pembuatan jamban, beasiswa, dan seterusnya. Di tingkat kabupaten, ada program peningkatan pendapatan untuk warga miskin produktif lewat program beasiswa, pemagangan kerja, dan seterusnya,” jelasnya.

 

Tingkat kemiskinan di Sragen

Advertisement

Tahun             Jumlah Penduduk Miskin            Persentase

2011                154.260 jiwa                                      17,95%

2012                142.800 jiwa                                      16,72%

2013                139.000 jiwa                                      15,93%

2014                130.277 jiwa                                      14,87%

2015                130.420 jiwa                                      14,86%

2016                126.760 jiwa                                      14,38%

2017                124.010 jiwa                                      13,27%

Sumber: Susesnas BPS, 2017. (trh)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif