Jatim
Selasa, 6 Maret 2018 - 05:05 WIB

BANJIR MADIUN : Sering Kebanjiran, Ini Harapan Warga Tempursari kepada Pemkab Madiun

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua anak bermain air banjir di Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Senin (5/3/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Banjir Madiun, warga Desa Tempursari berharap pemerintah segera memperlebar dan mengeruk sedimentasi sungai.

Madiunpos.com, MADIUN — Warga Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, pasrah terhadap bencana banjir yang kerap menggenangi desa mereka.

Advertisement

Pantauan di Desa Tempursari, Senin (5/3/2018) pagi, terlihat air masih menggenangi jalan-jalan di desa tersebut. Beberapa warga terlihat membersihkan rumah mereka dari lumpur yang terbawa air.

Seorang warga RT 015/RW 003, Desa Tempursari, Juari, mengatakan air datang dan masuk ke pemukiman warga sekitar Senin subuh. Saat itu, air menggenangi jalanan desa dengan ketinggian sekitar satu meter.

Advertisement

Seorang warga RT 015/RW 003, Desa Tempursari, Juari, mengatakan air datang dan masuk ke pemukiman warga sekitar Senin subuh. Saat itu, air menggenangi jalanan desa dengan ketinggian sekitar satu meter.

Lambat laun air banjir tersebut turun dan kini tinggal sisa-sisa genangan saja. “Kalau hujan memang kerap banjir. Daerah paling parah kalau ada banjir ya sini di RT 015,” kata dia. (baca: 2 Sekolah di Tempursari Diliburkan karena banjir Menerjang)

Juari menuturkan banjir memang bukan peristiwa baru di desanya. Hampir setiap ada hujan deras berhari-hari, kampungnya kerap diterjang banjir. Dan beberapa rumah di kampungnya juga kemasukan air.

Advertisement

Menurut dia, selama ini pemerintah hanya melakukan pendataan dan tidak ada tindak lanjut mengenai solusi untuk membereskan persoalan banjir ini. Padahal, peristiwa banjir ini rutin terjadi saat hujan.

Untuk itu, warga setempat berinisiatif untuk meninggikan rumah mereka masing-masing sehingga air tidak masuk ke rumah.

Dia beranggapan masalah banjir ini bersumber dari Sungai Tempursari yang tidak bisa menampung debit air saat hujan deras. Sehingga air tersebut meluap hingga masuk ke pemukiman warga.

Advertisement

Seharusnya, kata Juari, pemerintah bisa melebarkan sungai dan mengeruk sedimentasi sungai sehingga air hujan bisa tertampung. Pengerukan ini tidak mungkin mengandalkan inisiatif warga karena tidak memiliki alat-alatnya.

“Kalau pelebaran dan pengerukan sedimentasi ya harus menggunakan alat. Itu butuh bantuan dari pemerintah. Selama ini pemerintah hanya sebatas pendataan saja,” terang dia.

Hal senada juga dikatakan Yanti, 43, tetangga Juari. Menurut Yanti, solusi untuk menghentikan banjir di kampungnya yaitu dengan melebarkan sungai.

Advertisement

“Hampir setiap hujan pasti banjir. Untuk itu, bangunan rumah kami tinggikan supaya saat banjir air tidak masuk rumah,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif