Jogja
Senin, 5 Maret 2018 - 23:20 WIB

Tak Ada Penerbangan Militer, Adisutjipto Tambah Penerbangan Komersil pada Sabtu dan Minggu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pemudik mulai ramai memadati area depan pintu keberangkatan di Terminal A, Bandara Internasional Adisutjipto, Rabu (28/6/2017). ( Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Penerbangan pada Sabtu dan Minggu lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya

Harianjogja.com, JOGJA-Selama low season pada awal tahun, load factor atau keterisian penumpang pesawat mulai merangkak naik memasuki awal Maret.

Advertisement

Terutama pada akhir pekan, yang kini jumlah penerbangan pada Sabtu dan Minggu lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengungkapkan tren okupansi penumpang mulai mengalami peningkatan. Jika sebelumnya, musim liburan di akhir tahun hingga awal tahun, merupakan puncak liburan.

“Sekarang musimnya berbeda, namun [okupansi penumpang] masih cukup bagus. Bahkan, pada Sabtu dan Minggu ada tambangan penerbangan,” ujar Pandu, Minggu (4/3/2018).

Advertisement

Pandu memaparkan pada akhir pekan, sedikitnya ada 200 penerbangan, meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 176 penerbangan. Tingginya permintaan penerbangan rute Jogja, membuat beberapa maskapai menambah jumlah penerbangan dengan rute Jogja.

“Apalagi di akhir pekan juga tidak ada penerbangan militer, sehingga jumlah penerbangan untuk Sabtu dan Minggu ini ditambah,” imbuh Pandu.

Tingkat keterisian pesawat atau okupansi penumpang, kata Pandu, memang sempat menurun. Di mana rerata jumlah okupansi pada saat low season mencapao 70% sampai 80%. Sedangkan memasuki high season pada periode sebelumnya, load factor pesawat bisa mencapai 90%.

Advertisement

Pandu menambahkan rute-rute domestik masih mendominasi tingginya load factor pesawat dengan tujuan Jogja. Okupansi penumpang yang masih cukup tinggi yakni pada rute Jakarta-Jogja maupun sebaliknya.

“Paling banyak, penumpangnya masih dari Jakarta atau dari Jogja ke Jakarta,” ungkap Pandu.

Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia Branch Office Jogja, Jubi Prasetyo mengakui pada periode Januari, secara permintaan pasar mengalami penurunan. Penyebabnya, kata dia, sebagian besar masyarakat telah memanfaatkan waktu liburan di akhir tahun sampai dengan awal Januari. Akan tetapi, Jubi mengungkapkan memasuki bulan Maret, okupansi maskapai nasional ini mulai merangkak naik.

“Fluktuasi penumpang itu masuk pada Januari hingga pertengahan Februari. Akhir Februari memasuki Maret, trafik penumpang mulai naik. Secara load factor kami pada low season mencapai 65 persen. Maret ini mulai merangkak naik, sampai nanti puncaknya sampai kurang lebih 85 persen,” jelas Jubi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif