Soloraya
Senin, 5 Maret 2018 - 05:35 WIB

PENDIDIKAN KLATEN : Tak Perlu Mencontek, Sitaspin Bikin Siswa Mudah Pahami Pelajaran

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelajar SMP Klaten, Shila Salsa Bila, menunjukkan kertas pintar buatannya, Jumat (2/4/2018). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Sitaspin yang digagas guru SMPN 1 Trucuk, Klaten, diklaim bikin siswa  mudah memahami pelajaran dan menghindarkan perilaku  mencontek.

Solopos.com, KLATEN — Saat berusaha mencontek, seorang siswa biasanya terlebih dahulu membikin catatan tentang materi pelajaran yang diujikan. Ia membuat catatan itu sekecil mungkin, sebanyak mungkin materi, dan mudah diakses tanpa diketahui guru atau pengawas.

Advertisement

Namun, mencontek bukanlah perilaku terpuji. Perilaku mencontek siswa inilah yang lantas menginspirasi F.X. Suparmi untuk membikin metode belajar yang mempermudah siswa menguasai mata pelajaran dengan materi gemuk seperti Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Kewarganegaraan, dan lainnya.

Ia menamai metodenya dengan Sitaspin Dalang Jawa (Sitaspin) atau kependekan dari Siswa Membuat Kertas Pintar agar Dapat Melangsungkan Tanya Jawab. Tak seperti kertas contekan, Sitaspin tidak berisi ringkasan materi pelajaran melainkan pokok-pokok materi saja.

Advertisement

Ia menamai metodenya dengan Sitaspin Dalang Jawa (Sitaspin) atau kependekan dari Siswa Membuat Kertas Pintar agar Dapat Melangsungkan Tanya Jawab. Tak seperti kertas contekan, Sitaspin tidak berisi ringkasan materi pelajaran melainkan pokok-pokok materi saja.

Dalam Sitaspin tidak ada rumus, uraian singkat definisi, atau semacam kunci jawaban. Sitaspin hanya memuat pokok-pokok materi pelajaran.

“Jadi enggak ada misalnya definisi ‘globalisasi adalah bla bla bla.’ Tapi dalam Sitaspin hanya ditulis ‘globalisasi titik-titik,'” kata perempuan akrab disapa F.X. tersebut saat ditemui Solopos.com di SMPN 1 Trucuk, Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jumat (2/4/2018).

Advertisement

Ia dinasihati dan dimotivasi agar kembali menaikkan prestasi belajar. “Saya amati cara belajar saya sendiri. Biasanya, saat membaca buku sampai tengah, saya lupa bagian depan. Begitu sampai akhir, saya lupa bagian tengah. Begitu seterusnya. Saya butuh cara belajar baru.”

F.X. lalu membikin catatan-catatan kecil dari hasil membacanya. Poin-poin penting ia tulis di kertas sebagai tanda atau bookmark sebuah materi. Catatan-catatan itu semakin banyak seiring makin banyak pula materinya.

Selain itu, setiap anak memiliki kertas pintar yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing. Sitaspin itu bisa dijadikan sebagai bahan tanya jawab antarsiswa. Siswa secara berpasangan menguji kemampuan siswa lainnya dengan bekal Sitaspin.

Advertisement

Bisa jadi seorang anak tahu materi itu ada namun tak ditulis dalam kertas pintarnya. Tanya jawab itu menjadi cara koreksi atau upaya pengayaan pemahanan siswa.

“Bikin Sitaspin ini anak harus membaca dulu. Begitu dia paham baru ditulis poin-poinnya. Jadi, enggak menyalin materi tapi hanya menandai,” urai F.X.

Secara internasional, ada metode yang mirip semacam Sitaspin disebut cooperative script. Namun, cooperative script memiliki celah disalahgunakan untuk mencontek. Sitaspin juga memiliki manfaat lain yakni mendorong siswa lebih aktif dan lebih banyak membaca.

Advertisement

“Kendala di sini adalah membutuhkan ketelatenan anak. Kalau seorang siswa merasa terbantu dengan Sitaspin, saya anjurkan dia bikin hal serupa untuk mata pelajaran lain,” terang guru Pendidikan Kewarganegaraan itu.

Salah satu siswa, Shila Salsa Bila, 13, mengaku kesulitan saat kali pertama membuat Sitaspin. Ia kerap terjebak membikin rangkuman ketimbang membikin pokok-pokok materi.

“Enggak lazim karena yang ditulis pokok-pokok materi saja. Bikinnya juga harus membaca dulu baru bisa menulis. Bukan menulis sembari mendengarkan guru mengajar,” kata Shila.

Siswi kelas VIII G SMPN 1 Trucuk ini menceritakan perlahan-lahan ia mulai membikin Sitaspin. Materinya sedikit demi sedikit mengkuti materi yang diajarkan guru di kelas. Materi itu lalu digabung sehingga membentuk sebuah bendel pokok-pokok materi.

“Sekarang merasa lebih enak pakai Sitaspin. Kalau lupa materi, tinggal buka Sitaspin buat melihat cakupan materinya apa saja. Saya juga Sitaspin untuk materi IPS dan mapel lain yang materinya banyak,” tutur Shila.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif